Sabtu, 30 Juli 2011

Bodoh Pun Ada Hikmahnya



Kehidupan penuh dengan misteri dan teka-teki, penuh dengan warna. Allah yang menciptakan kehidupan ini tentu tahu apa yang terbaik bagi yang diciptakan Nya. Allah ciptakan siang dan malam, Allah ciptakan warna hitam dan putih, Allah ciptakan langit dan bumi, Allah ciptakan manusia, Jin dan binatang, air dan api,dingin dan panas, baik dan buruk, kaya dan miskin hingga pintar dan bodoh. Adalah benar semua manusia lahir dalam keadaan sama, sama dalam banyak hal, sama-sama tidak tahu apa-apa. Tapi takdir seseorang itu sudah tertulis di sisi Nya, akan ada yang Ia lebihkan akan ada juga yang Ia beri kekurangan. Dalam Al-qur’an Allah SWT berfirman : “Para Rosul itu ada yang kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain (al-Baqarah {2} 253) ”, bahkan Allah juga melebihkan umat Yahudi atau bani Israil dengan umat yang lain, “…dan Aku telah melebihkan kamu atas segala umat (al-Baqarah {2} 47 & 122 ).


Apa yang telah Allah Sang Maha Sutradara katakan dalam al-Qur’an pasti benar, adil dan ada hikmah di balik nya. Bisa jadi Allah melebihkan seseorang untuk lebih memuliakannya, bisa jadi Allah melebihkan seseorang justru untuk menghinakan dan merendahkannya. Contoh Allah semakin memuliakan adalah para Rosul, dan contoh Allah menyesatkan adalah Bani Israil. Lihatlah Bani Israil dengan kelebihannya mereka malah terjerat dalam kesombongan dan ingkar terhadap Allah, hingga kini keturunan mereka pun tidak pernah berhenti membuat kerusakan dan perpecahan di dinia.


Karena itu jangan merasa diri ini kurang karena otak tidak cerdas seperti orang lain padahal kita sudah mengeluarkan seluruh kemampuan dan usaha, kita harus yakin bahwa ada hikmah dibalik itu semua, mungkin seandainya otak kita cerdas, malah kita akan sombong dan angkuh, atau digunakan untuk yang membahayakan orang lain, bahkan sampai ingkar dan tidak beriman pada Allah seperti keturunan Bani Israil.  So, syukuri apa yang ada, dan tetap usaha. Karena di balik kekurangan pasti ada kelebihan.

Senin, 25 Juli 2011

Oase Siwa, Kesejukan Tiada Tara di Tengah Gurun Sahara




Summer holiday selepas ujian adalah hal yang paling di tunggu-tunggu mahasiswa Indonesia di Cairo, Mesir. Sebulan penuh berkutat dengan muqoror (buku pelajaran), tidak siang tidak malam mata dan kepala harus bekerja seirama memahami sekaligus memotret tulisan para Duktur (baca: Dosen) ke memori otak demi kenajahan studi. Ya, kami mahasiswa Universitas al-Azhar tidak hanya dituntut memahami, tapi juga menghafal berjilid-jilid buku yang sangat melelahkan juga membosankan. Maka jangan heran jika banyak mahasiswa Azhar yang sering tinggal kelas atau baru tamat strata 1 selama 6 sampai 9 tahun. Sampai-sampai kerosiban(tidak naik tingkat) bukanlah hal yang tabu di kampus Azhar.

Alhamdulillah sebulan ujian Azhar yang melelahkan dan membosankan telah berlalu, otak ku kini telah merdeka, kini saatnya liburan musim panas menjelajah samudra wisata alam Mesir melepas urat-urat syaraf yang menegang, otot-otot mata yang mengeras. Banyaknya objek wisata di bumi para Nabi ini sedikit membuat ku bingung, ada banyak organisasi atau travel tour yang menawarkan tour ke berbagai tempat wisata menarik di Mesir. Mulai dari Fayoum, Qanatir, Port Said, Matruh, Siwa, hingga ke Hurgada dan Luxor dekat laut merah dan bendungan Aswan sana. Akhirnya dengan segala pertimbangan aku mantapkan diri untuk memilih Siwa yang tidak terlalu mahal, juga tidak terlalu murah.

Angin malam khas musim panas memang berbeda, hangat-hangat kuku, emangnya air! Hehe… Dari rumah telah aku sediakan berbagai perlengkapan wisata yang akan menghabiskan waktu 3 hari 2 malam ke dalam tas Eiger kesayangan ku. Aku berangkat tengah malam, sebelumnya aku pamit dengan teman serumah yang tidak bisa rihlah atau tamasya bersama ku, karena mereka sudah mendaftar di objek wisata yang berbeda dengan ku, temanku bilang ngapain ke tengah gurun sahara musim panas begini akhi? Entar gosong kulit ente! Teman ku yang lain yang sedang sibuk belajar bahasa perancis hanya mengucapkan padaku BUONE VACANZE, selamat liburan.

Aku dan beberapa teman yang sama-sama mengambil objek Siwa sudah berkumpul di tempat travel tour. Bus yang akan menampung 48 makhluk pun sudah terparkir rapi di sudut jalan begitu juga hasto atau sopir travel yang sudah nagkring di singgasananya dengan kaca mata hitam besarnya. Warna merah jam digital ku sudah menunjukkan angka 01.00 malam (18/07/2011), semua sudah di dalam bus berhawa dingin ini, aku juga sudah berada di sudut bus paling belakang. Aku sengaja mengambil kursi belakang agar selamat dari pemeriksaan polisi Mesir yang biasanya memeriksa paspor di tengah perjalanan. Visa ku sudah habis 2 minggu lalu dan malas sekali rasanya mengurus perpanjangan visa ba’da imtihan atau ujian, nanti sajalah.

Bus orange ini terus melaju dengan kecepatan 90 sampai 99 km/jam. Aku bertanya mengapa tidak lebih laju saja, padahal bus ini bisa mencapai 250 km/ jam. “Di Mesir, walau pun lalu lintas di Kairo amburadul, tidak punya lampu-lalu lintas, tapi jika sudah ke luar kairo lalu-lintas sudah memiliki alat yang canggih yang dapat memotret otomatis kendaraan yang melaju di atas 100 km/jam. Dan siap-siap saja bus mendapat denda yang tergantung selera petugas penjaga,” celetuk Amri yang duduk tepat di depan ku.  Wah, diam-diam Mesir keren juga.

Kota Alexandria dan Matruh yang terkenal dengan keindahan pantainya telah ku kulewati, berarti saatnya menuju Siwa di gurun Sahara. Dari dalam bus ku lihat pemandangan kanan-kiri, semua hanya berisikan pasir, gersang dan terlihat panas yang begitu membara. Aku terbayang bagaimana para ulama dahulu harus safar ke berbagai Negara melewati padang pasir yang mematikan ini demi ilmu. Aku merasa berdosa jika kerjaaan ku hanya main dan jalan-jalan, belajar hanya ketika ujian. Aku berjanji insya Allah akan rajin belajar sepulang dari Siwa.

Akhirnya kami sudah memasuki kawasan Siwa, kami juga kedatangan tamu baru di bus kami. Namanya Youssef, ia adalah guide kami di sini. Aku heran kenapa harus pakai guide segala, insya Allah dengan bahasa arab kami yang lumayan baik sudah bisa bertanya sana-sini dan mengobrol dengan penduduk setempat. Tapi setelah mendengar penjelasan si Youssef aku baru tahu, kalau bahasa arab di sini sangat berbeda dan sulit dipahami bagi kami orang asing bahkan bagi orang Arab sendiri. Ternyata masih ada bahasa kumur-kumur setelah amiyah (bahasa arab gaul,kampong atau jalanan).
Di tepi jalan aku sudah bisa melihat satu-satu rumah penduduk Siwa dengan arsitektur kuno. Selain itu juga ada beberapa pohon kurma yang lebat dengan buahnya. Siwa selain terkenal dengan Oase sebagai tempat produksi air mineral juga terkanal dengan kurma nya yang sangat menggoda. Subhanallah, di balik kegersangan dan kekurangan yang ada, Allah menyediakan berbagai nikmat yang luar biasa dengan kurma dan oase di sini. Sungguh Allah Maha Adil.

Beberapa menit kemudian kami sampai di sebuah telaga, airnya biru, bening, di minum langsung pun tak apa. Aku ingin merasakan air telaga itu, kalau tidak mandi minimal memasukkan kaki yang sudah kehabisan udara berjam-jam dalam sepatu ku. Teman-teman ku yang jago berenang tanpa segan langsung menceburkan tubuhnya ke dalam air sejuk itu, bunyi kelepak-kelepak tangan dan kakinya seirama mondar-mandir dari ujung-ke ujung. Mereka berpacu saling berlomba siapa yang tiba pertama terlebih dahulu. Aku ingin sekali berenang, tapi apa boleh buat, aku tidak membawa baju ganti.

Setelah berenang, berfoto-foto di dekat telaga ini, kami sekarang akan mengunjungi Jabal Mauta/gunung mati. Gunung ini banyak memiliki lubang-lubang. Konon lubang itu adalah tempat mayat yang di hukum mati oleh raja Fir’aun dulu. Ih… serem… Setelah mencapai puncak jabal mauta yang panasnya menghabiskan 1 liter keringat ini, kami turun kembali. Dan rute selanjutnya adalah salah satu oase di Siwa, karena Siwa lebih kurang memiliki 200 oase yang tersebar di berbagai tempat.

Oase Siwa yang akan ku kunjungi adalah oase yang sering didatangi turis dan aman, karena oase-oase yang lain belum di sweeping, masih banyak binatang dan hewan buas berkeliaran di sana. Inilah kali pertama aku melihat, merasakan dan menikmati Oase di tengah gurun. Dari mana air ini ada? Padahal tidak pernah hujan turun di sini. Tentunya dengan proses alamiah jawab ku dalam hati.  Ternyata di tempat yang akan kami kunjungi banyak di kunjungi wisatawan baik local dan asing. Yang membuat tempat ini ramai adalah pasir Sahara ini, pasir Sahara yang panasnya minta ampun ini ternyata memiliki khasiat ajaib, bisa menyembuhkan berbagai penyakit dalam tubuh, bisa juga menguruskan badan.

Caranya adalah dengan membenamkan diri masuk ke dalam pasir Sahara yang sudah diademkan walau masih terasa sengatan panasnya. Kira-kira sejam atau dua jam, baru keluar dari tumpukan halus itu. Aku ingin sekali mencoba, tapi waktu 2 jam yang diberikan pemandu tinggal tersisa 30 menit. Aku menyesal dari tadi hanya sibuk berfoto-foto dan menonton orang dalam pasir. Tak apalah, kapan-kapan ke sini lagi.
Cuaca sudah semakin gelap, matahari sudah mulai di tarik-tarik ke barat. Saatnya pulang ke penginapan. Tak lupa sebelum balik ke Kairo membeli oleh-oleh kurma Siwa yang berisikan coklat -The End-

Minggu, 24 Juli 2011

Kezaliman Pemerintah Mesir Berevolusi Menjadi Kezaliman Rakyat Mesir


Tulisan ini merupakan potret situasi dan kondisi Mesir dan sisi-sisi realita rakyat Mesir setelah sukses revolusi dengan lengsernya Mubarak. Sebenarnya turunnya Mubarak dari kursi presiden belumlah cukup untuk menyatakan bahwa revolusi Mesir 2011 sukses 100%. Dari satu sisi mungkin milyaran dollar uang Negara (baca:rakyat) akan kembali, begitu juga dengan masuknya tikus-tikus berdasi Mesir yang korupsi ke dalam bui serta munculnya kebebasan berpendapat. Namun di sisi lain, revolusi bisa menjadi senjata sangat berbahaya bahkan bisa menjadi boomerang bagi stabilitas keamanan dan politik Mesir. Karena control keamanan yang biasanya dilakukan oleh syurthah atau polisi sedang dalam titik nadir, rakyat Mesir sangat berpandangan negative kepada para polisi keamanan terlebih polisi keamanan khusus Negara (amn daulah), tidak ada ampun bagi rakyat untuk mereka karena kezaliman amn daulah yang telah menjadi trauma mendalam bagi rakyat Mesir, terlebih yang pernah merasakan siksaan tanpa sebab oleh amn daulah ini.


Saat ini keadaan Mesir bisa dikatakan dalam keadaan waspada, khususnya untuk warga asing yang sedang menetap di bumi para Nabi ini. Lengah sedikit bisa menjadi mangsa baltojiyah atau preman-preman Mesir yang kelaparan yang berhasil meloloskan diri dari penjara ketika revolusi. dalam seminggu jika dikalkulasikan ada tiga kejadian perampokan. Tingkat criminal Mesir sekarang cukup tajam, tak hanya itu, cara mereka merampok dan menodong pun juga meningkat. Para perampok ini sudah berani merampok sebuah rumah warga asing secara frontal, dilengkapi senjata api dan pedang panjang, membuat nyali tuan rumah menjadi ciut, diam dan pasrah seluruh barang berharga rumahnya dirampas demi tetap bisa menghirup udara dan menuntut ilmu di Mesir. Tidak itu saja, para kriminil juga kerap melakukan aksi kejahatannya di tempat yang bisa dikatakan cukup ramai, seperti di dekat warnet. Modus operandinya pun juga semakin hebat, mereka pura-pura akrab dengan kita, kemudian meletakkan lengannya ke lehar dan bahu, setelah itu dating teman-temannya dengan membawa senjata tajam. Dalam keadaan seperti ini rasanya sulit untuk berkelahi bahkan untuk lari sekali pun.


Namun ada yang sangat disayangkan dalam setiap perampokan oleh warga Mesir. Jika perampokan dilakukan orang hitam, orang Mesir mau membantu dan mengejar bahkan menghajar orang hitam. Tapi jika pelaku adalah orang Mesir, mereka hanya diam, bahkan walau si pelaku sudah tertangkap oleh korban dengan tangannya sendiri, orang Mesir lain justru membantu agar pelaku criminal bisa kabur. Selain itu ada juga perubahan besar dalam kehidupan rakyat Mesir. Ketika aku pulang dari les bahasa perancis di Dokki, di terminal ramses para pedagang kaki lima tidak malu-malu menjual video porno vulgar dan memajangnya di depan khalayak ramai tempat orang berlalu lalang, anehnya tidak ada stu pun orang Mesir yang berani menegur agar video tersebut dijual dengan sembunyi-sembunyi. Aku jadi takut, kalau cita-cita revolusi Mesir yang seharusnya memperbaiki kehidupan dan pemerintahan Mesir akan berubah menjadi memperburuk kehidupan dan pemerintahan Mesir.


Dan tentu saja keburukan itu akan berdampak kepada ku dan orang asing yang belajar di Al-Azhar. Para pemuda Mesir yang masih banyak sholat di Mesjid bisa jadi berkurang dan meramaikan café-café dan taman-taman untuk berpacaran. Pemudi Mesir yang cantik dan seksi-seksi yang biasanya memakai pakaian sopan berubah memakai pakaian merangsang dan jablai. Ya Allah… aku tak dapat membayangkannya,,, Kezaliman pemerintah yang sudah di tumpas melalui revolusi justru membuat kezaliman yang lebih dahsyat, kezaliman rakyat. Walau hanya segelintir yang melakukan hal tersebut dan masih banyak orang Mesir yang baik, tapi jika kemungkaran dibiarkan begitu saja, se-tahun atau beberapa tahun kemudian entah apa yang akan terjadi di Negeri Kiblat Ilmu Islam ini?

د. على جمعة مفتى الجمهورية يكتب: رسالة إلى أبناء الأزهر الشريف


٢٣/ ٦/ ٢٠١١

من المهام الأولى لعلماء الأزهر نقل هذا الدين لمن بعدنا بصورة صحيحة، وحتى يتأتى ذلك لابد أن نمتلك الأداة الضرورية اللازمة لفهم آليات التعامل مع «الموروث الإسلامى»، لنستطيع أن ننقله فى إطاره الصحيح الذى وصل إلينا من أسلافنا إلى من يخلفنا، مع ضرورة حفظ التمييز بين الأصلين المنزَّهين (الكتاب والسُّنة)، وسائر التراث الذى اجتهد فى إنتاجه المسلمون من علوم وفكر، وفقه وفتاوى، ورؤى وواقع تاريخى.
لاشك أن هناك فجوة مشهودة بين أجيال الباحثين المعاصرين وهذا الموروث الثمين، فكثيراً ما نقرأ القرآن أو السُّنة أو علوم التراث الإسلامى ولا نفهم دلالات المقروء، فلا نستطيع الاستفادة منها، ومن ثم فإن أول مطلوب هو «الفهم»، فهو الخطوة الأولى لسائر الخطوات، فلا يمكننى نقد هذا الموروث أو تطبيقه دون فهم، وكثيراً ما يتساءل الباحثون عن آليات تطبيق هذا الموروث فى مجالاتهم العلمية والبحثية الحالية، وعن «الحلقة الواصلة» بين الموروث وهذه العلوم الحديثة، فى حين أن المطلوب أولاً - قبل التطبيق - هو «الفهم».
إن تحديد الهدف والخطوات وتمثُّل هذه الخطوات جيداً، هو أمر مطلوب جداً من أجل الوعى والاستفادة.. لكن تشوُّف الباحث إلى ما هو أمام، وتعجُّله قطف الثمار قبل النضج - وربما قبل الزرع والإنبات - هو ما يدفعه إلى نوع من القفز وعدم الاتزان، فأنا - كباحث أو كدارس اطَّلعت على العلوم الحديثة - أريد أن أستفيد مما رأيته أو استشعرته فى الموروث من منهجية ومضمون فى دراستى لهذه العلوم، وهذا - بعد تحقيق «الفهم» - يحتاج إلى عملية أكبر، وهى ما يمكن تسميتها بعملية «التجريد»، ثم تتلوها عملية ثالثة وهى «الاستنباط»، والمقصود بها استنباط المناهج والقواعد والأدوات التى يمكن بها أن نواصل المسيرة ونكمل البنيان، فليس المراد من الاطلاع على هذه العلوم والأفكار وما فيها من منهجيات أن نحاكيها، فتتوقف مسيرة العلم، ونذهب فى رحلة موات، بل أن نستخلص منها ما نحتاج إليه.
إن الموروث - بجملته - عبارة عن مكوّنين: نتاج فكرى، وواقع تاريخى. النتاج الفكرى له «محلٌ» عَمِل الفكر فيه، وهو القرآن والسُّنة مصدرا المعرفة الأساسيان عند المسلمين باعتبارهما وحياً. والنتاج الفكرى له «ثمرة»، وهى ما يخرجه البشر بتفاعلهم مع هذا المحل من رؤى وأفكار وعلوم ومناهج وأحكام وممارسات. إن محور الحضارة الإسلامية الذى بنيت عليه هو (النص): الكتاب والسُّنَّة، فما معنى المحور؟ معنى المحور أن كل العلوم خادمة له، وقد أنشئت لتخدمه، وهو المعيار للتقويم، والإطار المرجعىّ.
قرأ المسلمُ النصَّ، فلما استعصى عليه أمرٌ ما فيه راح يبحث عن وسائل فهمه، فصار هناك المُعجم وظهرت التراكيب والنحو والصرف.. تساءل: هل هذا الكلام معتاد أم معجز؟ ما الذى جعله متميزاً؟ فظهر علم البلاغة.. تساءل: إذا كنت قد فهمت دلالات اللفظ (المفردات والتراكيب)، فماذا عن الدليل والمدلول؟ وبالمثل ظهر علم النقل والتوثيق، وهو علم لم يخرج مثله فى الأمم، وذلك لخدمة الوثوق فى النص، وتوالت التصنيفات بين علوم ذاتية كالتفسير والحديث، وعلوم مضمونية كالتوحيد والفقه، وتقسيمات أخرى هى من نتاج تعامل العقل المسلم مع النص.
فالفقه - مثلاً - من القرآن إجمالاً، والقليل منه هو من القرآن مباشرةً، فهناك نحو مليون ومائتى ألف مسألة فقهية، بينما الآيات أقل من ذلك بكثير من حيث العدد والحجم، إلا أن القرآن العظيم منه الانطلاق، وإليه العودة، وبه التقويم، وله الخدمة، فى علم الفقه وغيره من العلوم التى ورثناها.
الشق الثانى للموروث - الذى يقابل النتاج الفكرى - هو الواقع، وهو يتكون من خمسة عوالم: عالم الأشياء، وعالم الأشخاص، وعالم الرموز، وعالم الأفكار، وعالم الأحداث.. فما معنى أن النص الذى هو محور الحضارة له دور فى التعامل مع عوالم الواقع؟ إن ذلك يعنى أننى عندما أتعامل مع الواقع أضع على عينى نظارة النص.
إذن الموروث إما مصادر أصلية وإما نتاجاً بشرياً، والواقع هو العوالم الخمسة، وما نريده فى البداية هو الفهم - الفهم الصحيح - وليس النقد أو التجريد أو التطبيق، وعلى ذكر «الفهم الصحيح»، فمع الدعوة للتأمل وتحريك الذهن فى مختلف المسائل، ننبه إلى أن هناك سقفاً للفهم الصحيح ينبغى ألا يتم تجاوزه، وهو يشتمل على خمسة حدود لابد من معرفتها والالتزام بها فى مطالعة التراث:
١- اللغة العربية، التى هى وعاء المنطق العربى المتصل بالفطرة الإسلامية.
٢- الإجماع، الذى ينبغى على الساعى إلى الفهم ألا يـخـرقه أو يتجاهله.
٣- المقاصد الكلية للشريعة، من حفظ الدين والنفس والعِرض أو النسل والعقل والمال.
٤- النموذج المعرفى، وهو ما نسميه العقيدة أو الرؤية الكلية.
٥- القواعد الفقهية أو المبادئ العامة للشريعة، من قبيل: لا ضرر ولا ضرار، لا تزر وازرة وزر أخرى... إلخ.
لابد من ذلك كله حتى نخرج عقليات من أمثال ابن مقلة وابن الهيثم والبيرونى وابن خلدون وابن رشد وغيرهم، ونؤكد أن أهم ما يعنينا استخلاصه فى هذا التراث هو «المناهج» وطرائق التفكير: كيف كانوا يُعملون عقولهم فى واقعهم؟ ولا يهمنا بالضرورة «الموضوعات» أو الجزئيات التفصيلية التى كانوا يفكرون فيها. سأجد أننى أبحث فى المصادر، وطرق البحث وأدواته، وآليات الاحتجاج والاستدلال، وفى شروط الباحث.. تلك الأمور التى أخذها روجر بيكون وجعلها أصولاً للمنهج العلمى الحديث، وهى لا تتجاوز تعريفات الرازى والبيضاوى لعلم أصول الفقه.
إن من يطالع هذا التراث الكنز -اليوم- سوف يُفاجأ بمنهج ضخم وأسئلة جوهرية ربما لا إجابة عنها إلا فى هذا التراث نفسه، مطالعة هذا التراث هى أصل المنهج الأزهرى القويم الذى يجب أن يكون الإطار العام لكل من أراد أن يسلك طريق العلم والتفقُّه.

Minggu, 10 Juli 2011

Hati-hati! Banyak Dalil Qur’an dan Hadits Belum Tentu Benar



Zaman sekarang kebebasan pers semakin merajalela dan menjadi-jadi, semua orang bebas berekspresi, berbicara dan berpendapat. Kebebasan berpendapat dan sebagainya ini tentu sah-sah saja jika tidak memfitnah atau membahayan kemashlahatan umum. Tapi, kebebasan pers kini mulai merambah kepada kebebasan berfatwa dan berijtihad dan berhukum. Masalah berfatwa, mengeluarkan hukum, menyatakan sesuatu tentang suatu hukum dalam Islam bisa dikatakan oleh banyak orang yang notabenenya adalah orang awam (bukan penuntut ilmu syar’i), atau penuntut ilmu syar’I tapi masih newbie dan dangkal pemahamannya terhadap nash-nash al-Qur’an dan Sunah. Tidak menguasai fikih Islami dengan baik, tidak paham ushul fikih dengan matang, tidak pandai bahasa arab dan balaghah dengan benar, tidak mendalam memahami sejarah Islam, tidak begitu tau dengan metode tafsir yang benar, tidak begitu paham dengan ilmu hadits dan cabang-cabangnya, namun dengan mengambil satu atau bakan seratus ayat dan hadits tanpa dilihat secara mendalam mafhumnya, maknanya secara menyeluruh sudah berani mengatakan ini dan itu, sudah berani mengatakan orang lain adalah munafik, ahli bid’ah, syirik bahkan sampai kafir.


Sungguh ironis, baru seminggu atau bahkan baru sehari tobat atau mendapat satu ayat dan hadits langsung menyebarkan pada orang lain. Menyebarkan ayat atau hadits boleh-boleh saja, tapi kalau menyebarkannya dengan membawa sebuah hukum maka tidak boleh sembarangan menyampaikan ayat dan hadits tersebut, harus tau pendapat ulama yang mu’tabar mengenai hukum itu, kalau tidak tahu silahkan coba ijtihad sendiri dengan syarat bahasa bahasa arab, ilmu fikih, ushul fikih, tafsir dan keilmuan serta khazanah islam sudah ada di dalam kepala kita, nah loh…udah ada belom tuh? Nah, kalau belum ada maka jangan sampai berijtihad dengan hawa nafsu, inilah yang dinamakan berhukum dengan hawa nafsu, berhukum atau menghukumi sesuatu tanpa ilmu, atau juga sesuai dengan keinginannya, ini jelas dilarang dalam Islam, karena akan berbahaya dan merusak keilmuan Islam yang telah dibawa oleh oleh sahabat dan ulama salaf dari Rosulullah SAW dan menimbulkan syubhat-syubhat yang membahayakan.

Dan orang yang seperti ini banyak sekali bergentayangan dimana-mana, di dunia nyata bahkan di dunia maya. Kalau ditanyakan apa hukum menabung di bank konvesional, langsung menjawab haram orang yang menabung di sana adalah munafik dengan menyertakan dalil al-Qur’an atau Sunah, apa hukum hukum demokrasi dalam Islam? Mereka langsung menjawab haram secara mutlak tanpa ada pembahasan mendalam, orang yang berada dalamnya adalah musyrik dengan menyertai beberapa dalil. Apa hukum baca surat Yasin untuk orang yang sudah meninggal, apa hukum taksiyah ke rumah orang yang meninggal, apa hukum do’a berjama’ah mereka langsung jawab haram, itu semua bid’ah, yang melakukannya adalah ahlu bid’ah dan harus bertaubat dengan menyertaka dalil-dalil. Namun masalahnya, apakah dalil-dalil yang mereka gunakan itu sesuai dan pas dengan mafhumnya, apakah dalil tersebut benar untuk mengharamkan dan membid’ahkan suatu perbuatan? Maka perlu diteliti kembali, dari mana sumbernya, apakah dia adalah penuntut ilmu syar’I atau kah ia yang berbicara ini dan itu ternyata pegaiwai PNS di salah satu pemerintahan yang baru beberapa tahun ini mendalami Islam dari buku-buku bahasa Indonesia, atau dari selebaran majalah yang dijual dipinggir-pinggir jalan? Atau bahkan kalau memang dia penuntut ilmu syar’I seperti di al-Azhar dan dimana pun apakah dia belajar dengan sungguh-sungguh, apakah dia rajin kuliah dan talaqqi dengan ulama-ulama azhar atau hanya rajin chattingan dan nonton tv atau main game, apakah bahasa arabnya atau pemahamannya sudah baik dan benar.

Sungguh aneh, jangankan orang awam tadi yang kuliah di ITB atau UI dan jadi PNS, sedangkan penuntut ilmu syar’I sendiri pun mengenai mazhabnya saja kadang tidak tahu, bahkan rukun sholat dalam mazhab fikihnya pun tidak hafal. Bagaimana untuk mengatakan yang lebih mendalam dan jauh, jika yang dekat rabun. Dan bagaimana pula dengan orang ITB atau UI tadi yang jadi PNS atau siapa saja lah yang baru mendalami Islam berani mengatakan ini itu haram, bid’ah, syirik, kafir? Bahkan sampai-sampai mengatakan ulama Azhar tidak paham Islam, berfatwa dengan nafsu atau bermain-main dengan fatwa. Sungguh ironis dan bencana besar kalau orang sudah tidak percaya dengan ulama terus percaya kepada siapa? Kepada tukang becak atau ustadz yang baru tobat tapi pandai berceramah dan beretorika dengan dalil-dalil yang banyak, tanpa mengetahui isi kandungan dalil tersebut, atau perbandingan dalil yang satu dengan dalil yang lain, tanpa ilmu tafsir, fikih, dan ushul fikih. Tidak tahukah Imam Syafi’I dan Imam-imam lainnya untuk mengeluarkan satu hukum dari satu buah ayat butuh pengkajian, pemahaman, yang mendalam dan lama serta dengan ilmu-ilmu untuk mengeluarkan hukum. Kenapa orang zaman sekarang bisa-bisanya mengeluarkan hukum hanya dengan mencomot dalil al-Qur’an dan hadits tanpa pikir panjang dan ilmu?

Kalau memang demikian, maka tunggulah kehancuran kaum tersebut! (berilmulah sebelum anda berbicara!)

Mesir antara Demokrasi Sekuler dan Demokrasi Islami



Revolusi Mesir yang usai 11 februari silam, di samping menciptakan euphoria huriyah/kebebasan juga menyisakan segudang permasalahan esensial dalam Negara. Dalam masalah tatanan Negara, system pemerintahan, perpolitikan, sosial, ekonomi dan hukum. Revolusi merupakan gejala perubahan besar-besaran dalam sosial, politik dan ekonomi yang disebabkan satu sebab tertentu yang sudah kompleks. Biasanya sukses dan berhasilnya revolusi diiringi dengan ta’dil dustur/ amandemen UUD dalam suatu Negara tersebut, tentu saja UU yang berkaitan dengan siyasah/politik dan UU yang menyengsarakan dan tidak sesuai dengan cita-cita rakyat.


Saat ini, Mesir sedang mencari jalan terbaik untuk memperbaiki Negara, pemerintahan, hukum, sosial dan ekonominya. Beberapa waktu lalu Mesir mengundang dua tokoh besar Indonesia, Prof.DR Amien Rais (ketua MPR RI 99/01) dan Prof.DR B.J Ing Habibie (Presiden Republik Indonesia 98/99). Dua tokoh besar Indonesia ini adalah aktor penting dalam reformasi Indonesia dan bagaimana menghadapi perubahan ke arah demokrasi yang baik serta menghadapi berbagai permasalahan soaial, politik dan ekonomi pasca reformasi. Pak Amien dan Eyang Habibie yang menjadi penggerak roda pemeritahan Indonesia pasca reformasi 98 tentu tahu seluk beluk yang ada, apa saja kelebihan dan kekurangan yang telah mereka lakukan dalam masa transisi Negara kearah demokrasi yang ideal. Karena itu mereka berdua diundang untuk berbagi cerita, pengalaman, pandangan dan ilmu apa yang harus dilakukan Mesir pasca revolusi, apa saja hal-hal yang mesti diprioritaskan, apa saja hambatan-hambatan atau masalah besar yang biasanya hadir pasca revolusi, serta bagaimana solusi menangkal hal itu semua, bagaimana menjalankan demokrasi yang baik.

Walau pun Mesir mengundang beberapa tokoh dari berbagai negara untuk memberikan pandangan tentang demokrasi yang berjalan baik dari Negara tersebut, tapi semua keputusan bagaimana bentuk demokrasi yang pas dan ideal di Mesir ada di pundak rakyat Mesir. Dan inilah yang akan saya kemukakan, karena permasalahan ini sedang mengemuka di Mesir dan hangat untuk diperbincangkan.

Setidaknya ada 3 kubu dalam pertarungan perumusan system pemerintahan Mesir, 1. Kubu yang ingin demokrasi islami, 2. Kubu yang menginginkan demokrasi sekuler, 3. Kubu yang ingin Negara Islam dengan pemahaman yang sempit tentang daulah atau Negara dalam Islam. Namun, kemudian mengerucut hanya menjadi dua kubu besar menjadi pendukung demokrasi Islami dan demokrasi sekuler, ini setelah dikeluarkannya Piagam Azhar dalam menanggapi isu-isu muslim Mesir yang ingin menjadikan Mesir seperti Iran ketika dipimpin oleh Ayatullah Khomeini dan militer tidak menginginkan adanya Ayatullah Khomeini baru di Mesir.

Demokrasi Sekuler VS demokrasi Islami

Sebelumnya kita harus tahu apa yang dimaksud dengan demokrasi sekuler dan demokrasi islami. Demokrasi adalah pemerintahan yang mana kekuasaan atau kedaulatan berada di tangan rakyat (apakah itu mubasyir/langsung, syibhu mubasyir/semi langsung;yaitu gabungan langsung dan parlemen, atau niyabi/parlemen). Sedangkan sekuler atau ‘almaniyah (dalam bahasa arab) sebagimana yang dikatakan oleh tokoh pemikir Islam Prof. Dr. Imarah, al’maniyah terambil dari kata ‘alam yang berarti dunia dan disnisbahkan dengan ya nisbah (baca:sifat) sehingga diterjemahkan menjadi keduniaan. Maksudnya adalah menjadikan akal, percobaan, realita, dunia sebagai sumber segalanya, menjadikan manusia, dunia dan masyarakat merdeka dengan zatnya tanpa ada intervensi syariat perintah Tuhan. Dari sini secara mantiqi (baca:logika) manusia bebas sesuai dengan akalnya, bebas dalam beragama sesuai akalnya dan memungkinkan untuk mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang diharamkan Tuhan.

Dari sini dapat didefinisikan bahwa Demokrasi Sekuler adalah pemerintahan yang bersumber dari rakyat atau rakyat sebagai  pemilik kekuasaan (as-Shahib as-Sulthat) dengat zatnya murni tanpa ada campur tangan Tuhan, yang berorientasikan keduniaan tanpa mempedulikan akhirat. Sedangkan Demokrasi Islami adalah pemerintahan yang bersumber dari rakyat atau rakyat sebagai pemegang kekuasaan yang berlandaskan syari’at Islam atau dalam bingkai Islam yang orientasinya mencakup dunia dan akhirat. Maksudnya adalah walau pun rakyat diberi kebebasan dan kekuasaan dalam menjalankan dan membentuk pemerintahan tetapi dalam koridor Islam, tidak boleh bertentangan dengan syari’at dan nilai-nilai Islam. Sehingga pemerintahan demokrasi Islami tidak dapat mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang diharamkan oleh Allah SWT. Karena dalam Islam manusia di ciptakan dan diturunkan ke bumi sebagai khalifah atau wakil Allah SWT untuk mengatur bumi ini, namun kekuasaan manusia dalam batasan aturan Allah, manusia tidak bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, seperti membolehkan berzina, pernikahan sesama jenis, membolehkan jual beli minuman keras dan narkoba, jual beli rahim, mebolehkan penipuan dan lain sebagainya atau melarang wanita menggunakan jilbab, melarang orang beribadah, menyuruh orang berbuat yang diharamkan dan lainnya.

Manusia dibolehkan dalam meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya akan tetapi tidak boleh sampai memudharatkan bumi, seperti kasus lapindo, atau membangun reactor nuklir tanpa melihat aspek keselamatan lingkungan sekitar. Dalam demokrasi Islami manusia juga boleh membentuk pemerintahannya dengan model apa pun tapi dengan syarat syari’at tetap jadi sumber rujukan dari dustur (baca:undang-undang) Negara tersebut, karena hukum Islam itu sempurna yang datang dari Sang Pencipta yang lebih tahu maslahat hamba-Nya, karena hukum Islam yang juga fleksibel dan relevan atau dapat dipakai di setiap zaman dan tempat, karena hukum Islam juga memberikan kebebasan bagi agama lain dalam beribadah dan mengamalkan ajarannya dalam hubungan ahwal syakhsiyah (karena dalam agama lain hanya mengatur masalah ibadah dan ahwal syakhsiyah) dengan syarat tidak mengusik Islam. Dan rasanya tidak cukup menuliskan bagimana kesempurnaan Islam dengan hukum-hukumnya, serta hikmah-hikmahnya di sini. Cukuplah jika kita melihat bagaimana makmur dan sejahteranya kehidupan bernegara di zaman Rasulullah SAW dan sahabat, begitu juga pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz. Betapa harmonisnya hubungan Muslim, Yahudi dan Nasrani dalam naungan Negara Madinah. Betapa makmurnya Muslim dalam naungan pemerintahan Umar bin Abdu Aziz. Betapa majunya keilmuan Islam dan Muslim dalam naungan Daulah Abbasiyah, Dinasti Muwahhidun dan Murabithun (di Spanyol) yang menjadi pusat peradaban dan sumber majunya peradaban barat saat ini.

Tentu bukan saatnya kita membanggakan kejayaan masa silam, tugas Muslim sekarang adalah berusaha kembali ke Islam yang sudah terlupakan yang hanya dipakai untuk beribadah. Dan usaha ke arah yang lebih baik sudah mulai sedikit demi sedikit terbit, system ekonomi Islam kini mulai menjadi pusat perhatian dunia, begitu juga system perdata dalam Islam banyak dipakai di beberapa Negara, tinggal system pidana yang masih banyak orang alergi terhadapnya bahkan Muslim sendiri, padahal pidana Islam tidak sekejam yang dibayangkan.

Kebanyakan orang yang alergi dengan Islam dan hukumnya disebabkan dangkalnya ilmu mereka tentang Islam, atau doktrin dari orang lain yang membenci Islam, dan kebanyakan orang yang menjalankan Islam tidak sesuai dengan pemahaman yang benar, katakanlah bom bunuh diri di daerah yang bukan wilayah perang atau di wilayah yang aman, praktek poligami yang kebablasan yang hanya menuruti nafsu dan satu pihak, atau orang yang mengaku meniru ulama salaf shalih (ulama pendahulu yang shalih) tapi sesungguhnya sangat jauh dari nilai-nilai keteladanan dan metode mereka, memandang Islam dengan pandangan sempit tanpa ilmu, atau orang-orang yang beragama Islam namun menafsirkan Al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan selera dan hawanya seperti aktivis liberal dan plural bahkan menasakh dalil-dalil yang Qath’I/mapan. Dan masih banyak daerah atau Negara yang memakai syariat Islam namun tebang pilih hanya untuk rakyat kelas bawah, seperti yang terjadi di Saudi.


Dilema Mesir antara Demokrasi Sekuler dan Demokrasi Islami

Sungguh menjadi sebuah dilema, karena perumusan ini sangat menentukan masa depan Mesir ke depan, peremusan ini jika tidak diputuskan dengan bijak dan matang dapat menyebabkan perang saudara yang berakhir disentegrasi Negara. Pemuda Revolusi Mesir mayoritas menginginkan Demokrasi Islami, sedangkan minoritasnya memilih demokrasi sekuler. Pemuda Revolusi Mesir yang menginginkan Demokrasi Islami adalah mereka yang dari awal-awal tergabung dalam gerakan revolusi ini dengan cita-cita luhur menghapus kezaliman pemerintah, sedangkan Pemuda Revolusi Mesir yang menginginkan demokrasi Sekuler mayoritas mereka adalah yang baru bergabung di pertengahan dan di akhir-akhir bahwa revolusi akan berhasil. Menurut penulis seperti ada agenda terselubung dari mereka yang baru bergabung di akhir-akhir ini, mereka takut kalau nanti tsauroh atau revolusi ini sukses maka Mesir akan dikuasai orang-orang Muslim yang taat, mereka takut Mesir akan menjadi Negara Islam padahal selama ini mereka aman dan tentram dengan beberapa hukum Islam yang diterapkan. Bahkan ada salah satu kelompok muslim yang tadinya mengharamkan aksi revolusi kemudian masuk dalam kancah tersebut. Orang-orang seperti inilah yang sekarang sedang berusaha mengacaukan stabilitas keamanan, ketentraman di Mesir, para hipokrit dan oportunis. Dimana ada kebaikan di sana ada kejahatan, ini menjadi tantangan Mesir, bagaimana mengatasi hal seperti ini.

Hal ini tak ubahnya dengan Indonesia ketika awal-awal kemerdekaan, tokoh-tokoh dan pahlawan Muslim yang berjuang mati-matian melawan penjajah berates-ratus tahun lamanya, mengorbankan seluruh jiwa dan raganya demi tegaknya Negara Indonesia, akan tetapi di akhir-akhir akan terjadinya kemerdakaan atau hari-hari menjelang proklamasi, orang-orang yang hanya duduk diam di rumah, menjilat para penjajah, takut mati berjuang demi Indonesia bermunculan dan mengacaukan cita-cita luhur pahlawan dan pejuang Indonesia. Dan anehnya sudah di kasih hati mereka minta jantung. Para perumus undang-undang sudah bermurah hati menghapus dan mengganti sila pertama dengan bijak, mereka tetap saja meraung-raung dan ingin berpisah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua kemelut dan pertentangan yang ada sebenarnya hanya diakibatkan ilmu yang dangkal, rasa iri dan dengki, kebencian, egoisme yang tinggi dan tidak adanya rasa toleransi yang baik. Satu sisi ada oknum muslim yang membawa-bawa Islam namun dengan cara dan pemahaman yang tidak benar kalau benar tapi tidak dengan hikmah, di sisi lain ada juga oknum non muslim beraliran keras yang sangat membenci apa saja yang berbau Islam. Sungguh ironis, padahal semua bisa dijalankan dengan baik jika ada sikap toleransi dan saling menghargai, agama yang seharusnya membawa kedamaian bagi semesta alam justru ternodai oleh orang-orang atau penganutnya yang tidak bertanggung jawab, karena agama tidak pernah salah, yang salah adalah penganutnya.

Nah, hal seperti di atas harus bisa dilesaikan dengan bijak dan penuh keadilan oleh Mesir jika Mesir ingin maju. Toleransi agama di Mesir yang selama ini berjalan harmonis dan baik harus tetap dipelihara, jangan sampai ada pihak-pihak asing yang mencampuri urusan mereka. Karena itulah Al-Azhar sebagai otoritas keagamaan yang sudah mendunia dan terkenal dengan kemoderatannya, menawarkan konsep dalam piagam Azhar, bahwa Mesir tetap menjalankan demokrasi dengan adanya fashl baina sulthaat/the separation of power/pemisahan kekuasaan, namun syari’at Islam menjadi dasar hukum utama dalam setiap pembuatan UU, pembuatan hukum atau undang-undang tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, karena syariat Islam mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada dari hal kecil hingga hal besar dengan adil, tidak ada satu pun dalam hukum islam yang memudharatkan manusia, yang ada hanya pikiran dan hawa nafsu manusia yang mengatakan hukum Islam tidak relevan.

Jika Mesir menggunakan demokrasi Islam yang fleksibel  tidak kaku, serta dengan pengawasan dan prosedur yang benar dan tepat  tanpa ada kepentingan-kepentingan oknum tertentu, bisa jadi Mesir akan menjadi Negara yang maju dari segi sosial, politik dan ekonominya. Keadilan, kedamaian akan tercipta, Mesir akan menjadi contoh pertama dalam system demokrasi Islam modern dan bisa jadi akan banyak Negara-negara lain yang mayoritasnya Muslim atau bahkan non Muslim menggunakannya. Sistem ekonomi Islami yang kini tumbuh subur di seluruh penjuru dunia adalah bagian dari syari’at Islam. Lalu, kenapa tidak mencoba menggunakan syariat Islam secara keseluruhan? Toh, Islam memberikan kebebasan hanya saja tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai universal Islam. Wallahu a’lam
Tulisan ini juga diposting di Eramuslim
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Al-Azhar Jurusan Syari’ah dan Hukum, anggota senat FSQ ( Forum Studi Syari’ah wal Qonun).

Revolusi Jilid II; Jutaan Rakyat Mesir Kerumuni Tahrir Square Jum’at Ini




AlJazeera.net.(8/7/2011) Sejak kemarin, rakyat Mesir sudah bersiap-siap akan melakukan aksi protes di Tahrir Square. Lewat situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter para pemuda revolusi gencar melakukan himbauan kepada seluruh rakyat Mesir khususnya yang berada di kota Cairo hari ini –Jum’at- untuk berpartisipasi dalam aksi protes di Tahrir Square. Diperkirakan akan ada jutaan warga Cairo yang memenuhi Tahrir Square.


Moto protes kali ini adalah Jum’atul Ishrar/Jum’at Desakan, Al-Fuqara’ Awalan/Utamakan Kaum Fakir dan Jum’ah at-Tathir wal Amn/Jum’at Pembersihan dan Keamanan. Rakyat Mesir mendesak para penjalan pemerintahan Mesir saat ini untuk segera merumuskan dan membentuk pemerintahan baru dengan pemilu yang jujur dan adil. Mereka juga mendesak pemerintah untuk mementingkan dan mendahulukan rakyat miskin mengingat harga sembako sedikit demi sedikit terus naik. Selain itu mereka juga mendesak agar dewan militer segera membersihkan pejabat-pejabat pemerintah rezim Mubarak yang korup dari kursi jabatannya serta menjaga stabilitas keamanan Mesir dari interfensi asing.

Majlis Kabinet Mesir juga mendukung serta menyerukan agar rakyat Mesir untuk bergabung dalam revolusi jilid II ini, majlis memperingatkan bahwa revolusi Mesir sedang diintai oleh pihak asing dan menjadi target sasaran untuk membuat kekacauan besar di Mesir. Karena itu rakyat harus menjaga revolusi, menahan emosi dan cerdas menghadapi perbedaan dan harus bersatu serta hati-hati atas propaganda pihak asing yang berusaha merusak revolusi dan demokrasi yang akan dijalankan Mesir ke depan.

Pemerintah berjanji akan terus mengusut dan memberantas korupsi di seluruh lembaga Negara sebagaimana tuntutan rakyat.

Disamping itu Ikhwanul Muslimin mendesak dengan moto Dustur Awalan/Utamakan Konstitusi. Serta mendesak dewan militer agar segera menyidang Mubarak dan seluruh konconya yang terlibat dalam pembunuhan para revolusioner 25 januari.

Waw! Saking Cintanya Seorang Istri Selundupkan Suaminya Dalam Koper



MaktoubNews, Maria Delmar Arjuna wanita asal Meksiko ditangkap oleh penjaga keamanan ketika berusaha melarikan suaminya yang sedang menjadi tahanan di Quantana Rowe Timur. Lucunya, cara melarikannya tergolong langka dan unik, dengan datang membawa koper besar ke dalam sel tahanan, ia memasukkan suami tercinta ke dalam koper besar dan berusaha kabur . Namun, karena terlihat mencurigakan, petugas keamanan dengan cepat memeriksa koper tersebut. Setelah dibuka, didapati suami Maria -Vladimir Perez- yang yang hanya mengenakan kaos kaki dan celana pendek.

Karena penangkapan ini, Perez di tambah hukuman penjaranya menjadi 20 tahun, dan Maria yang sedang hamil juga akan dituntut pidana karena berusaha mencoba melarikan tahanan.

Minggu, 03 Juli 2011

One Piece Episode 505 Buat Ku Menitikkan Air Mata



Pada episode 504 dan sebelumnya mengkisahkan masa kanak-kanak Luffy dengan Ace serta Sabo. Masa-masa bersama berlatih menjadikan diri lebih kuat dan kuat di sebuah pegunungan di East Blue. Mereka bersama-sama memburu binatang buas yang besar-besar. Cerita ini mengungkap bagimana hubungan Luffy dengan Ace yang sangat dicintainya itu, sampai mau mengorbankan diri demi menolong Ace yang akan dieksekusi oleh Navy Headquarters, walau akhirnya Ace mati ditangan Admiral Akainu. Begitulah sekilas episode sebelum episode 505.



Pada episode 505, luffy yang sangat trauma dengan kematian Ace seakan tidak percaya bahkan sebelumnya hilang kesadaran. Setelah terbangun luffy mengamuk dan merusak submarine Trafalgar Law, kemudian lari ke hutan. Ia meninju batu-batu dan menghancurkan pepohonan di hutan tersebut. Melihat itu, Jimbe manusia ikan yang  teman Ace dan juga teman luffy tidak bisa melihat luffy seperti itu, ia berusaha menyadarkan dan menguatkan hati dan diri luffy. Luffy yang biasanya percaya diri dengan kekuatannya, yang selalu percaya dapat menyelesaikan segalanya, kini tersadar bahwa dia masih sangat lemah. Jimbe mengetahui bahwa banyak dan banyak sekali musuh-musuh yang sangat kuat dan hebat dari  luffy. Luffy menyadari itu, ia terbayang ketika Akainu si magma meninju tubuh Ace de depan mata kepalanya sendiri, I’m too weak, jerit luffy berulang-ulang, ia sadar bahwa menjadi Pirate King masih jauh dari harapannya, dia tidak bisa menolong satu saudara pun, yaitu Ace.

Tetapi Jimbe yang tahu bagaimana perasaan Luffy dengan bijaksana mengatakan “I know it’s painful now, but you must stifle it all those feelings! Don’t just think about the one you’ve lost! You can’t get back what you’ve lost! What is that you still have?”

Mendengar kata-kata itu, luffy terdiam lunglai, kepalanya tertunduk, ia teringat teman-temannya. Satu-satu ia hitung, mulai dari Zoro, Nami, Usop, Sanji, Choopper, Robin, Franky, sampai Brook. Ia teringat masa-masa bersama dengan mereka, ia tersadar bahwa ia masih memiliki temannya. Kemudian ia menangis, ingin bertemu dengan mereka. Diiringi dengan music instrumental yang sangat pas, entah mengapa air di mata ku keluar sedikit-demi sedikit. Terkadang hanya karena satu yang hilang, kita sering merasa kehilangan segala-galanya, bahkan sampai kehilangan jati diri, tidak ada semangat hidup. Padahal kita masih memiliki orang-orang lain yang mencintai kita, tentunya Tuhan kita yang selalu bersama kita. Mungkin ini yang dapat aku ambil pelajaran dari kisah One Piece di episode 505 ini. 

Puluhan Ribu Pejuang Revolusi Suriah Tuntut Asad Turun




Puluhan ribu pejuang revolusi di Suriah hari ini memadati seluruh jalan di kota-kota besar Suriah. Para pejuang revolusi menuntut agar Presiden Bashar Asad segera turun hari ini juga (1/7/2011) yang diistilahkan dengan Jum’ah Irhal atau Jum’at Kepergian. Revolusi di Suriah meletus sejak bulan Maret lalu, yang mana rakyat Suriah menuntut reformasi dan kemudian melebar menuntut pemerintahan dijatuhkan.


Samir Nasyar, aktivis politik mengatakan via wawancara seluler oleh Al-Jazeera bahwa demonstrasi dimulai setelah sholat Jum’at di Aleppo -kota kedua terbesar di Suriah dan pusat ekonomi-. Demonstrasi ini berlanjut hingga terjadi clash antara pejuang revolusi dengan pasukan keamanan. Demonstrasi dan protes juga menyebar di kota IDlib, Dar’a, Hamah, Hims, dan Barkamal.

Himbauan Jum’at Irhal datang bersamaan dengan himbauan pemberontakan sipil yang membakar gedung telekomunikasi di tengah kuatnya cengkraman dan tekanan aparat keamanan.

Protes besar-besaran ini juga menciptakan bentrok hebat antara pejuang Revolusi dengan pendukung pemerintah, para pendukung pemerintah memaksa para pedagang untuk menutup toko mereka agar ikut berpartisipasi mendukung rezim Asad dan melawan pejuang Revolusi bersama tentara keamanan.

Dan berdasarkan aktivis HAM, tentara keamanan telah menerobos ke berbagai daerah di kota Idlib setelah membunuh 16 warga sipil.

Sumber : Aljazeera

Inilah Bahaya Pengaruh Makan Babi dan Anjing!!!



Ini hanya iseng-iseng, jauh dari ilmiah, hanya dugaan saja, bisa jadi benar bisa jadi salah, boleh percaya atau tidak. Hehe…
Dalam agama Islam ada beberapa hewan yang diharamkan atau dilarang untuk dikonsumsi, hewan amphibi yang hidup di dua alam, binatang buas yang memiliki cakar dan taring dan lainnya yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Khusus babi, ini secara jelas dikatakan dalam Al-Qur’an dan berulang akan keharamannya. Sesuatu pelarangan yang diulang atau dikatakan secara jelas pasti menandakan akan bahayanya. Khamar diharamkan sudah pasti karena merusak akal, menyebabkan orang yang 100% normal bisa 0% tidak normal, tentu saja berbahaya bagi si peminum karena perbuatannya tidak terkontrol bisa juga berbahaya bagi orang lain.


Nah, begitu juga babi, pasti ada pengaruh dari makan babi ini dan bahaya jika memakan nya secuil atau pun banyak. Zaman dahulu atau ketika turunya wahyu pengharaman babi mungkin belum diketahui apa bahayanya, tapi para sahabat Nabi SAW dan seluruh kaum muslimin tunduk dan taat untuk tidak memakan daging babi. Dan setelah berabad-abad terlewati akhirnya diketahui dalam daging babi terdapat cacing yang sangat berbahaya bahkan tidak bisa mati walau sudah dipanggang dan digoreng atau dibakar. Namun bukan ini yang akan saya bicarakan, karena ini ilmiah, tapi saya akan berbicara yang bisa jadi ilmiah atau tidak, tergantung anda memandangnya. Hehe…

Untuk mengetahui pengaruh dari memakan daging babi, kita harus melihat dimana daging babi banyak dikonsumsi. Ternyata daging babi banyak dikonsumsi di Negara Eropa dan Amerika. Untuk lebih mengetahui lebih dalam, kita harus tahu bagaimana tabiat orang yang sering makan daging babi. Wah, ternyata di Eropa dan Amerika kehidupan bisa dikatakan sexnya bebas (tidak semua loh). Bertukar pasangan tidur sudah biasa, kumpul kebo, membangun keluarga tanpa ada ikatan pernikahan, cenderung individualis, angka orang yang terkena virus HIV/AIDS lumayan banyak. Sekarang kita lihat tabiat dari babi. Ternyata tidak ada bedanya dengan tabiat di atas. Hmm,,,dari sini saya berkesimpulan yang tidak ilmiah ini ada pentransferan tabiat dari babi ke manusia akibat memakannya. Kalau kembali ke sejarah arab jahiliyah kita dapati kehidupan sex arab jahiliyah juga seperti itu, tapi setelah pelarangan makan babi, sedikit demi sedikit tabiat jahiliyah hilang, hingga kini Negara arab sangat alergi dengan namanya babi bahkan orang Kristen koptik pun tidak begitu ngeh dengan daging babi, mendingan daging sapi, nikmat!!! Hehe…

Hmm,,,disamping itu ada bukti yang menguatkan, tahukah bahwa tentara-tentara amerika yang dibawa untuk invasi ke Irak dan Afghanistan mereka setiap hari disuruh memakan binatang-binatang buas, seperti daging anjing, ular, dll. Dan lihatlah tabiat tentara tersebut sangat menikmati ketika memborbardir dan membunuh bahkan memperkosa warga, rakyat di Iraq dan Afghanistan, begitu juga di Palestina. Naudzubillah,,, moga kita tidak memakan hewan yang diharamkan oleh Allah, wlau pun tulisan saya jauh dari ilmiah tapi percayalah bahwa apa yang diharamkan oleh Allah pasti berdampak buruk bagi kita, karena Dia yang menciptakan tentu Dia yang paling tahu dengan maslahat ciptaan-Nya. Wallahu a’lam.