Selasa, 27 Maret 2012

Puncak Minyak


Menakjubkan! Tidak ada yang tahu secara pasti berapa banyak minyak yang tersisa di dunia, atau berapa kemungkinan minyak yang masih terpendam yang belum ditemukan. Jika mengandalkan Exxon dan Saudi untuk memberitahu berapa banyak minyak yang Exxon dan Saudi miliki. Bicara tentang rubah menjaga kandang ayam. Dua puluh tahun lalu, hal ini tampaknya tidak penting, karena semua orang setuju ada minyak lebih dari dunia yang dibutuhkan saat itu. Tapi hari ini, dunia sedang mendekati apa yang ahli geologi sebut "puncak minyak", titik di mana permintaan harian akan melebihi pasokan. Ketika ini terjadi - sapalah $ 100 per barel minyak - dan teruslah naik.

Sejumlah meningkat tajam dari ahli geologi utama, investor energi, dan perusahaan berpikir ini bisa terjadi segera, dalam beberapa tahun ke depan. Mantan karyawan Industri minyak -Jeremy Leggett- memprediksi puncak minyak sekitar tahun 2013[1].Dengan diskusi terbaru seputar kondisi puncak minyak pada tahun 2020 pada Forum Energi Internasional - pertemuan terbesar di dunia oleh para menteri energy-, keprihatinan puncak minyak adalah suatu ikatan untuk memainkan peran utama dalam membentuk keputusan energi dalam waktu dekat. Karena itu akan menjadi pengendali penting, dan sangat penting bahwa lingkungan terlibat dalam perdebatan ini dan menemukan cara untuk merumuskannya yang akan membimbing dunia menuju masa depan energi bersih, dan jauh dari pilihan seperti batubara bersih dan nuklir yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan alam.

Tidak tahu jumlah tersebut –yakni minyak- merupakan isu penting dalam kebersamaan global yang tidak dapat diterima. Harus ada lembaga independen, verifikasi internasional yang memperkirakan dan menghitung cadangan minyak yang dibuat oleh negara dan perusahaan.


Hukum Khitan



Masalah hukum khitan, para ulama berbeda pendapat. Perbedaan disebabkan perbedaan istidlal dan istibath hukum. Dalam fikih, tidak cukup mengambil satu dalil dan meninggalkan yg lain, tidak cukup melihat zhahir nash, tanpa pemahaman yg dalam terhadap nash (yaitu dengan ilmu bahasa dan ushul fikih). selain itu, butuh pemahaman terhadap zhahiratul waqi' atau fenomena realita yang terjadi, barulah keluar suatu hukum. Berikut beberapa dalil tentang khitan:
1. “Fitrah itu ada lima, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Beberapa ulama mengatakan fitrah itu la yufiidu illa lil wajib. Seperti fitrah laki-laki menikahi wanita, maka menikah "beda jenis" itu wajib wlau hukum asal menikah itu sendiri adalah sunnah, dan hukum menikah "sesama jenis" itu haram, krn berlawanan dgn fitrah). sebagian ulama mengatakan fitrah itu menunjukkan sunnah dan ada yg mengatakan hanya adat.
2. “Khitanlah (anak-anak perempuan), tetapi jangan dipotong habis! Karena sesungguhnya khitan itu membuat wajah lebih berseri dan membuat suami lebih menyukainya.” (H.R. Abu daud, derajatnya hasan)
3. “Apabila dua khitan (khitan laki-laki dan khitan perempuan) sudah bertemu, maka sudah wajib mandi.” (H.R Tirmidzi, derajatnya shahih). Di dalam hadits ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menisbatkan khitan juga untuk para wanita.
4. “Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kehormatan bagi wanita.“ (HR Ahmad dan Baihaqi, derajatnya dha'if). Sebagian ulama ada yg berhujah dgn hadits dha'if ini berdasarkan keilmuan&pertimbanggannya, dan sebagian ada yg menolak berhujjah dgn hadits dha'if ini berdasarkan keilmuan&pertimbangannya juga.

Dari dalil-dalil diatas, para ulama berbeda pendapat tentang hukum khitan, baik untuk laki-laki atau perempuan. Sebagaimana disebutkan, perbedaan terjadi karena perbedaan pemahaman dalam istidlal dan istinbath hukum.

1. Untuk laki-laki
-Mazhab (mayoritas) Syafi'iyah dan Hanabilah berpendapat wajib.
-Mazhab (mayoritas) Hanafiyah sunnah, dan Malikiyah berpendapat sunnah muakkadah.

2. Untuk wanita
-Mazhab (mayoritas) Syafi'i dan hanabilah berpendapat wajib.
-Mazhab (mayoritas) Hanafiyah berpendapat sunnah, dan malikiyah berpendapa mustahab.

Adapun Syekh Ali jum'ah, -mufti mesir- berpendapat/berfatwa dengan pendapat/fatwa pribadi, bahwa khitan wanita adalah haram untuk wilayah Mesir. Beliau berpendapat haram khitan bagi wanita di mesir, karena khitan menurut beliau adalah adat (berdasarkan istidlal dan istibath hukum yg dilakukannya). selain itu, sejak 50 tahun terakhir-melaui penelitian para ahli kedokteran dan berdasarkan statistik angka kematian- banyak wanita mesir meninggal akibat khitan tersebut dan justru memudharatkan. Intinya Beliau tidak mengaharamkan ala thul.
Wallahu a'lam

Sarkozi Tolak Kunjungan Qaradhawi ke Perancis



Presiden Perancis Sarkozi menolak kunjungan DR. Yusuf Qaradhawi –Ketua Persatuan Ulama Internasional- ke Perancis.  Hal tersebut telah ia sampaikan ke Qatar hari ini. 

Nicola Sarkozi menjelaskan lewat stasiun radio “France Info” bahwa ia telah menyampaikan pada Qatar bahwa Syekh Qaradhawi “tidak diterima kedatangannya di Perancis”, sebagaimana yang telah diputuskan bahwa Syekh Qaradhawi akan melakukan kunjungan di awal April mendatang atas undangan untuk menghadiri pertemuan tahunan Federasi Asosiasi Islam di Perancis.

Sarkozi menambahkan bahwa situasi rumit, karena Syekh Qaradhawi memegang paspor diplomasi yang dengan paspor itu tidak butuh visa untuk masuk Perancis. Pemimpin Qatar secara pribadi menyampaikan bahwa Qaradhawi yang tidak dibolehkan memasuki Perancis tidak akan datang.

Presiden yang mencalonkan diri kedua kalinya di Perancis ini menjelaskan bahwa Federasi Asosiasi Islam di Perancis tetap akan melakukan konferensi, akan tetapi sebagian para undangan tidak diperbolehkan datang, karena menurutnya mereka akan mengungkapkan dan menyampaikan pendapat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Negara Perancis.

Qaradahawi mengundang Da’I Mesir Mahmud al-Masri  untuk berpartisipasi pada pertemuan tahunan Federasi Asosiasi Islam Perancis yang diadakan pada 6 April di Bourget, dekat ibukota Paris, dimana ia pernah berkunjung ke Perancis pada awal 2011 lalu. Federasi Asosiasi Islam ini dianggap merupakan salah satu dari tiga Organisasi Islam di Perancis yang dekat dengan Organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir.



Minggu, 18 Maret 2012

Islam is the only right way for human



Dalam bukunya ini Syekh Hasan an Nadwi menguraikan secara rinci sebab-sebab kemunduran kaum Muslimin, sejarah kejayaan Barat terutama sejarah Romawi dan Persia dan obat agar kaum Muslimin mencapai kejayaan kembali. Patut diungkap di sini tentang kutipan an Nadwi dari Iqbal dalam bukunya Parlemen Iblis. Dalam bukunya itu Iqbal mengungkap bahwa setelah parlemen Iblis bersidang tentang tantangan-tantangan mereka ke depan terutama terhadap system republic dan sosialisme, akhirnya mereka berkesimpulan bahwa semua system itu tidak berbahaya. Kecuali Islam, yakni umat Islam apabila mereka sadar akan kehebatannya. Iblis dalam sidang parlemen itu menyatakan:


“Aku tahu, bahwa umat Islam dewasa ini sudah banyak yang meninggalkan Al Qur’an dan sekarang sedang dirangsang oleh harta kekayaan. Mereka sedang rindu ingin menimbun dan menyimpan harta sebanyak-banyaknya, sama seperti umat manusia lainnya. Aku tahu bahwa malam di Timur amat gelap gulita dan akupun tahu bahwa para ulama Islam dan para pemimpinnya tidak mempunyai tangan putih yang memancarkan sinar cahaya yang dapat menembus kegelapan dan menerangi dunia. Akan tetapi aku khawatir sekali kalau-kalau cobaan dan ujian yang sedang dihadapi oleh umat Islam dewasa ini akan dapat membangkitkan mereka dari tidur dan mengarahkan mereka kembali kepada syariat Nabi Muhammad saw. Kalian kuperingatkan, bahwa agama adalah agama yang tangguh melindungi pusakanya, pengawal kehormatan dan penjaga keselamatannya, agama keluhuran dan kemuliaan, agama kejujuran dan kesucian, agama kemanusiaan dan kepahlawanan, agama yang sedang berjuang menghapuskan segala bentuk perbudakan, melenyapkan sisa-sisa penghambaan manusia oleh manusia. Agama yang tidak membeda-bedakan antara si Tuan dan Budak, agama yang tidak mengistimewakan antara yang yang berkuasa dan kaum yang sengsara, agama yang dengan zakat membersihkan harta dari noda dan kotoran hingga menjadi jernih dan murni, agama yang menjadikan para pemilik harta sebagai manusia-manusia yang memperoleh kepercayaan Allah dititipi kekayaan.Cobalah Anda renungkan mana ada revolusi atau perubahan kekuasaan yang lebih besar bahayanya daripada yang akan dicetuskan oeh agama itu pada saat sudah mengusai alam fikiran dan menjiwai amal perbuatan manusia? Yaitu pada saat manusia sudah mulai berteriak: Bumi ini adalah milik Allah bukan milik raja-raja atau sultan-sultan!

Oleh karena itu kalian harus mencurahkan segala kekuatan untuk membuat agama itu tetap jauh dari pandangan manusia. Kalian harus giat bekerja agar setiap muslim lemah kepercayaannya kepada Tuhan, dan tipis keyakinannya terhadap kebenaran agama Islam. Adalah lebih baik bagi kita setiap orang Muslim terus menerus sibuk dan tenggelam menekuni ilmu kalan atau ilmu-ilmu ketuhanan (teologi) lainnya. Biarkanlah mereka sibuk mentakwilkan kitab Allah dan ayat-aat suci seenak sendiri. Tutuplah telinga orang Muslim rapat-rapat, karena dengan gema azan dan kumandang takbir ia dapat menghancurkan jimat-jimat dan mantera-mantera di dunia serta sanggup menggagalkan sihir kita. Kalian harus bekerja keras agar setiap orang Muslim tidur nyenyak lebih lama dan agar kesanggupannya datang terlambat.

Hai teman-teman, buatlah supaya setiap orang Muslim tidak bekerja sungguh-sungguh dan bermalas-malas, agar ia tertinggal dalam perlombaan di dunia. Adalah sangat baik bagi kita bila setiap orang Muslim menjadi budak orang lain, meninggalkan menjauhi dunia ini serta menyerahkannya kepada orang lain. Alangkah celakanya kita kalau umat Islam karena dorongan agamanya akan sanggup mengawasi dan menyelamatkan dunia ini dari kehancuran!”

Jumat, 16 Maret 2012

Jadilah Pelajar Kapitalis!



Sudah berapa tahun kita belajar atau menjadi pelajar? Sejak TK, SD, hingga Doktoral, kira-kira berapa tahun itu ya? Sampai SMA saja sudah 13 tahun duduk di bangku sekolah. Ditambah S1 4 tahun, jadi 17 tahun. Tambah lagi S2 dan S3 sekitar 5 tahun, jadi 22 tahun.  Ya, 22 tahun kira-kira waktu standar seseorang untuk mencapai akademik tertingggi, doktor. Katakanlah, kira-kira ketika seseorang mendapatkan gelar doctor sudah berumur 27 tahun. Itulah umur seseorang dapat mencapai gelar doctor berikut ilmu-ilmu yang digelutinya selama kurang lebih 22 tahun menjadi pelajar di bangku sekolah dan perkuliahan.


Tapi, apakah harus di umur 27 tahun kita baru bisa mendapatkan gelar doctor -jika tujuan kita hanya gelar-? Atau, apakah harus mendapat gelar doctor agar bisa memiliki ilmu seperti yang dimiliki para doctor-jika tujuan kita adalah ilmu-? Atau kah untuk mendapatkan ilmu setingkat doctor dan mendapatkan gelar doctor harus berumur 27 tahun dan mengikuti jenjang-jenjang akademis –jika tujuan kita adalah ilmu dan gelar-?
Nah, bagimanakah cara menjawab pertanyaan tersebut? Sebelumnya mari kita jawab memakai ilmu logika-mantik-. Sekarang, mungkinkah seseorang berumur 23 atau lebih muda dari itu mencapai gelar akademik? Mungkinkah seseorang di umur 23 sudah memiliki kemampuan atau ilmu setingkat orang yang bergelar doctor? Secara logika dan realita, hal itu mungkin saja atau ada kemungkinan terjadi. Jika mungkin berarti ada cara dan jalan untuk mencapai hal itu atau bisa diwujudkan. Apakah kita sepakat itu mungkin atau ada yang mengatakan itu suatu yang mustahil? Nah, jika kita sudah sepakat itu mungkin, pertanyaan selanjutnya adalah  bagaimanakah untuk mencapai hal –kemungkinan- itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu, jawabnya sangatlah mudah. Cukup merubah cara pikir dan kerja kita dengan menggunakan cara pikir dan kerjanya para kapitalis. Hmm,,,ada yang bingung ya? Atau mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa menggunakan cara pikir kapitalis? Bukankah kapitalis cenderung bermakna konotatif atau negative atau jelek atau buruk atau apalah yang gak bagus pokoknya. Kalau dalam perekonomian dan berdagang, saya setuju dengan orang yang beranggapan bahwa kapitalisme itu tidak bagus dan harus kita jauhkan dalam kegiatan ekonomi dan bisnis kita.  Kenapa? Lihatlah ekonomi dunia, dimana-mana terjadi krisis, atau tidak usah melihat jauh-jauh, lihat sendiri Negara kita yang sudah terjatuh dan tersengsarakan akibat sistem kapitalisme dan orang-orang yang menggunakan cara pikir dan kerja kapitalis.
Sampai di sini, apa ada yang bingung? Atau jangan-jangan ada yang tidak tau apa itu kapitalis? Hehe… Okelah, saya jelasin sesuai versi saya, secara sederhana kapitalisme adalah sebuah paham yang menginginkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa meikirkan orang lain, karena modal adalah miliknya bukan milik orang lain. Orang, kapitalis ini berpikir bagaimana dengan modal dikit atau sekecil-kecilnya mendapatkan untung sebesar-besarnya. Kerja dikit, hasil gede. Secara kasat mungkin bagus cara berpikir seperti ini, tapi bagaimana jika cara berpikir ini atau keinginan untuk mendapat untung sebesar-sebasarnya merugikan dan menyengsarakan orang lain? Karena itulah, cara berpikir ini sangat tidak bagus jika dipakai dalam berbisnis/berekonomi. Orang yang berbisnis dengan orang kapitalis akan lari, atau kalau terpaksa yang berbisnis dengannya akan dan harus menanggung sengsara. Nah loh, koq jadi ngebahas kapitalis sih. Saya cukupkan tentang kapitalis di sini. Karena membahas itu tidak cukup dengan satu dua halaman, tapi bisa satu buku.
Kita kembali ke pelajar, doctor dan umur tadi. Ya, cara untuk mendapatkan gelar doctor dengan cepat, atau mendapatkan ilmu setingkat doctor  di umur belia adalah dengan menjadi pelajar atau penuntut ilmu kapitalis. Jika kita terapkan sitem kapitalisme atau cara pikir dan kerja kapitalis ini dalam proses belajar atau akademis kita, dengan izin Sang Maha Kuasa hal tersebut bukanlah suatu yang mustahil, dengan kata lain kemungkinan itu bisa terwujud. Jika SD biasanya mamakan waktu 6 tahun, maka dengan cara pikir dan kerja kapitalis kita bisa cukup memakan waktu 5 tahun atau bahkan 4 tahun. Jika SMP sampai SMA memakan waktu 6 tahun, kita cukup dengan 4 tahun. Jika S1 4 tahun, kita cukup dengan 3 tahun. Jika S2 dan S3 5 tahun, kita bisa 3 tahun. Jika standar untuk menghabiskan 1 buku pelajaran berhalaman 300 membutuhkan waktu 3 hari. Maka dengan cara pikir dan kerja kapitalis kita bisa menghabiskan 1 buku pelajaran dalam sehari. Caranya adalah dengan memanfaatkan waktu yang 24 jam dengan seoptimal mungkin, menambah focus serta konsentrasi belajar kita dan menguruas pikiran dan memusatkan perhatian pada pelajaran demi untung atau hasil nanti yang akan kita dapat.
Seperti pelaku ekonomi atau pebisnis kapitalis, dengan modal 1 juta bisa memproduksi barang banyak dan mendapatkan keuntungan 2 hingga 3 juta. Dari keuntungan itu diputar lagi hingga mendapatkan keuntungan lebih besar lagi, 5 sampai 6 juta dan seterusnya. Dengan menjadi pelajar kapitalis, waktu 22 tahun yang merupakan standar untuk mencapai gelar doctor bisa kita kurangi menjadi 20, 18 atau bahkan 16 tahun duduk di bangku sekolah dan perkuliahan. Dengan menjadi pelajar atau mahasiswa kapitalis, tidak hanya gelar akademis yang bisa kita raih dengan baik dan cepat, tapi pengalman-pengalaman organisasi dan piagam-piagam perlombaan bisa kita raih sebanyak-banyaknya.
Karena it, tunggu apalagi, mari rubah cara belajar kita dengan cara kapitalis. Modal sudah ada, otak, mata, tangan, kaki dan kesehatan, jangan sia-siakan selagi masih muda dan fresh. Teori ini bisa kita pakai dalam berbagai hal dan dalam melakukan apapun.
Ctt: Ini hanya sebuah teori, namun dalam prakteknya, butuh kesungguhan, keberanian, keuletan, keistiqomahan, dan tekad yang sangat sangat kuat. Selamat mencoba! ^_^

Senin, 12 Maret 2012

INFLASI



INFLASI
Oleh : Muhammad Rakhmat Alam

Pada masa sekarang, kita sering kali mendengar kata inflasi. Hal itu karena inflasi merupakan sebuah fenomena dan polemik yang menimpa pada sebagian besar perekonomian dunia saat ini, karena dampak negatif yang ditimbulkannya pada perekonomian atau pun sosial. Terjadi perbedaan teori dalam menafsirkan fenomena tersebut, ini disebabkan perbedaan filosofi yang dijadikan sandaran dalam menafsirkannya. Inilah yang menyebabkan munculnya beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi dan menghentikan inflasi, atau paling tidak meminimalisirnya. Untuk membahas lebih dalam tentang inflasi, penulis akan membaginya dalam 6 sub bahasan:

1.     Definisi Inflasi
2.     Teori Inflasi
3.     Jenis-Jenis Inflasi
4.     Faktor Penyebab Inflasi
5.     Efek Inflasi
6.     Cara Penanggulangan Inflasi


      I.          Definisi Inflasi

 Tidak ada definisi tertentu untuk inflasi yang disepakati oleh para ahli keuangan dan ekonomi. Para pakar ekonomi dan keuangan berbeda dalam mendefinisikan inflasi. Terjadinya perbedaan delam mendefinisikan inflasi ini dikarenakan sebagian pakar ekonomi menjelaskan makna inflasi berdasarkan sebab yang menimbulkan inflasi dan sebagian yang lain berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh inflasi[1]. Pada masa antara perang dunia I dan II, inflasi dipahami sebagai, mengeluarkan uang kertas secara mutlak, tanpa memperhatikan adanya back up atau perlindungan dari uang yang dikeluarkan. Kemudian, inflasi dipahami sebagai, pertambahan uang melebihi pertambahan barang dan jasa[2].  Sedangkan definisi yang umum dipakai oleh para ahli adalah “kenaikan yang tidak biasa atau tidak alami pada harga”[3].  Akan tetapi, bukan berarti setiap kenaikan harga disebut inflasi, karena sebagaimana yang dikatakan Gardner Ackley[4], inflasi adalah suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang-barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). Menurut Gardner kenaikan
harga yang sporadis bukan dikatakan sebagai inflasi.

    II.          Teori Inflasi[5]

1. Teori Kuantitas
Teori ini adalah teori klasik yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.

Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun giral.
2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar.

2. Keynesian Model
Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat),
akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingga permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap menghilang).

3. Teori Struktural : Model Inflasi di Negara Berkembang
Banyak study mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga, goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya memburuknya perdagangan; utang luar negeri; dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik. Fenomena struktural yang disebabkan oleh kesenjangan atau kendala struktural dalam perekonomian di negara berkembang, sering disebut dengan structural bottlenecks. Strucktural bottleneck terutama terjadi dalam tiga hal, yaitu :

1. Supply dari sektor pertanian (pangan) tidak elastis. Hal ini dikarenakan pengelolaan dan pengerjaan sektor pertanian yang masih menggunakan metode dan teknologi yang sederhana, sehingga seringkali terjadi supply dari sector pertanian domestik tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaannya.

2. Cadangan valuta asing yang terbatas (kecil) akibat dari pendapatan ekspor yang lebih kecil daripada pembiayaan impor. Keterbatasan cadangan valuta asing ini menyebabkan kemampuan untuk mengimpor barang-barang baik bahan baku; input antara; maupun barang modal yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan sektor industri menjadi terbatas pula. Belum lagi ditambah dengan adanya demonstration effect yang dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Akibat dari lambatnya laju pembangunan sektor industri, seringkali menyebabkan laju pertumbuhan supply barang tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan permintaan.

3. Pengeluaran pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor penerimaan rutin yang terbatas, yang tidak cukup untuk membiayai pembangunan, akibatnya timbul defisit anggaran belanja, sehingga seringkali menyebabkan dibutuhkannya pinjaman dari luar negeri ataupun mungkin pada umumnya dibiayai dengan pencetakan uang (printing of money). Dengan adanya structural bottlenecks ini, dapat memperparah inflasi di Negara berkembang dalam jangka panjang, oleh karenanya fenomena inflasi di Negara-negara yang sedang berkembang kadangkala menjadi suatu fenomena jangka panjang, yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek.

Berbeda dengan kaum monetaris yang memandang inflasi sebagai fenomena moneter, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam sektor moneter akibat dari ekspansi jumlah uang beredar, kaum neo-structuralist menekankan pada struktur sektor keuangan. Dasar pemikiran kaum neo-structuralist ini adalah pengaruh uang terhadap perekonomian terutama ditransmisikan dari supply side atau produksi.
Menurut pemikiran kaum neo-structuralist, uang merupakan salah satu factor penentu investasi dan produksi. Bila jumlah uang yang tersedia untuk investasi melimpah, menyebabkan harga uang (suku bunga) akan murah, maka volume investasi akan meningkat. Dengan meningkatnya volume investasi, volume produksi juga akan meningkat. Sehingga, penawaran barang meningkat, yang pada gilirannya akan menekan tingkat inflasi. Dengan dasar pemikiran yang seperti ini, timbul pendapat bahwa deregulasi di sektor finansial dan peningkatan jumlah uang beredar akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi seraya menekan inflasi.

Kaum strukturalis berpendapat, bahwa selain harga komoditi pangan, penyebab utama terjadinya inflasi di negara-negara berkembang adalah akibat inflasi dari luar negeri (imported inflation). Hal ini disebabkan antara lain oleh harga barangbarang impor yang meningkat di daerah asalnya, atau terjadinya devaluasi atau depresiasi mata uang di negara pengimpor. Menurut kesimpulan dari penelitian M.N. Dalal dan G. Schachter (1988), bila kontribusi impor terhadap pembentukan output domestik sangat besar, yang artinya sifat barang impor tersebut sangat penting terhadap price behaviour di negara importir, maka kenaikan harga barang impor akan menyebabkan tekanan inflasi di dalam negeri yang cukup besar. Selain itu, semakin rendah derajat kompetisi yang dimiliki oleh barang impor (price inelastic) terhadap produk dalam negeri, akan semakin besar pula dampak perubahan harga barang impor tersebut terhadap inflasi domestik.

    III.        Jenis Inflasi[6]

Dalam ilmu ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dalam pengelompokan tertentu, dan pengelompokan yang akan dipakai akan sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
Jenis inflasi :

1. Menurut Derajatnya
Inflasi ringan di bawah 10%.
Inflasi sedang 10% - 30%.
Inflasi tinggi 30% - 100%.
Hyperinflasion di atas 100%.

2. Menurut Penyebabnya
Demand pull inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan permintaan total (aggregate demand) masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil produksi di pasar barang, sedangkan produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, atau hampir penuh sehingga tidak mungkin menambah produksi lagi. Akibatnya, akan menarik (pull) kurva permintaan agregat ke arah kanan atas, sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess demand), yang merupakan inflationary gap atau kesenjangan inflasi.

Pengertian kenaikkan aggregate demand seringkali ditafsirkan berbeda oleh para ahli ekonomi. Golongan moneterist menganggap aggregate demand mengalami kenaikkan akibat dari ekspansi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sedangkan, menurut golongan Keynesian kenaikkan aggregate demand dapat disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi; investasi; government expenditures (pengeluaran pemerintah); atau net export (ekspor bersih).

Cost push inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan meningkatnya harga faktor-faktor produksi (baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri), sehingga menyebabkan kenaikkan harga komoditi di pasar komoditi. Salah satu penyebabnya adalah perjuangan buruh untuk meningkatkan upah mereka.

3. Menurut Asalnya
Domestic inflation, yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh pemerintah, para pelaku ekonomi dan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah karena deficit belanja Negara yang dibiayai dengan pencetakan uang baru atau karena terjadinya kegagalan panen.

Imported inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga komoditi di luar negeri atau barang impor (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan). Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang menganut sistem perekonomian terbuka (open economy system). Dan, inflasi ini dapat ‘menular’,  baik melalui harga barang-barang impor maupun harga barang-barang ekspor.

Terlepas dari pengelompokan-pengelompokan tersebut, pada kenyataannya inflasi yang terjadi di suatu negara sangat jarang (jika tidak boleh dikatakan tidak ada) yang disebabkan oleh satu macam / jenis inflasi, tetapi acapkali karena kombinasi dari beberapa jenis inflasi. Hal ini dikarenakan tidak ada faktor-faktor ekonomi maupun pelaku-pelaku ekonomi yang benar-benar memiliki hubungan yang independen dalam suatu sistem perekonomian negara. Contoh : imported inflation seringkali diikuti oleh cost push inflation, domestic inflation diikuti dengan demand pull inflation, dsb.

    IV.        Faktor-Faktor yang Menimbulkan Inflasi[7]

Dari penjelasan definisi, teori dan jenis-jenis inflasi di atas, sebenarnya sudah dapat diketahui apa saja faktor atau penyebab yang menimbulkan inflasi. Akan tetapi untuk lebih jelas di sini akan cantumkan beberapa faktor umum yang menjadi penyebab timbulnya inflasi.

1.     Jumlah uang beredar.
2.     Defisit anggaran belanja pemerintah.
3.     Faktor-faktor dalam penawaran dan permintaan agregat.
4.     Faktor-faktor luar negri (ekspor dan impor serta inflasi di luar negri).
5.     Faktor pengaruh bencana alam.

       V.        Efek Inflasi[8]

a)     Efek Terhadap Pendapatan
Secara umum, inflasi akan mengurangi daya beli seseorang. Dengan adanya inflasi, nilai riil uang yang dipegang akan berkurang. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp 500.000 per bulan, sedang laku inflasi sebesar 12% setahun (atau 1% perbulan), akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp 5.000 per bulan.

Kekayaan yang berupa tabungan dan deposito juga akan berkurang secara riil karena inflasi. Misalnya, tingkat bunga yang diperoleh dari tabungan adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi yang terjadi adalah 10% (harga-harga naik 10%), maka tingkat bunga secara riil yang diperoleh hanyalah 15-10, yaitu 5% per tahun. Maksudnya, apabila nasabah mengambil seluruh tabungannya pada akhir tahun, secara nominal uangnya naik sebesar 15%, namun karena inflasi yang terjadi 10%, kenaikan riil uangnya hanya 5%.

Keadaan tersebut membuat orang berpikir dua kali untuk menabung, pertama berapa tingkat bunganya dan berapa kira-kira tingkat inflasi setahun yang akan datang. Tentu saja ia akan memilih bentuk tabungan yang memberikan tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat inflasi agar daya beli dari tabungannya tidak menurun.

b)     Efek terhadap output (hasil produksi)
Inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi. Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kita tahu bahwa apabila kontrak kerja telah ditandatangani maka gaji yang akan diterima berarti sudah ditentukan. Nah, selama periode kontrak lama belum berakhir, adanya inflasi yang mendorong kenaikan harga produk menaikkan keuntungan pengusaha. Kenaikan keuntungan ini kan mendorong kenaikan produksi.

Namun apabila laju inflasi itu cukup tinggi, justru berakibat sebaliknya, yakni penurunan output. Hal ini karena dengan adanya inflasi yang tinggi daya beli masyarakat akan turun sehingga kuantitas barang yang dibeli juga menurun. Karena itu pengusaha akan mengurangi produksi barang.

c)     Efek terhadap distribusi
Inflasi yang disebabkan oleh naiknya permintaan melebihi penawaran akan menyebabkan redistribusi produk, dari mereka yang lemah daya belinya kepada yang kuat. Apabila harga-harga naik, maka daya beli masyarakat akan turun. Meskipun demikian, ada sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya belinya. Hal ini akan terjadi kesenjangan sosial yang kontras antara si kaya dan miskin.

d)     Efek terhadap investasi
Inflasi yang tinggi akan dapat menyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal, yang dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu. Selain itu akan menguruangi daya tarik investasi asing, bahkan Inflasi yang tinggi dapat mendorong terjadinya pelarian modal ke luar negeri.

e)     Efek terhadap sosial
Inflasi yang tinggi secara tidak langsung dapat memicu peningkatan angka kriminalitas, selain itu juga berefek pada masalah pengangguran. Seperti yang terjadi di Mesir saat ini dan di Indonesia ketika krisis 1997-1998.

  VI.          Cara penanggulangan atau mengatasi inflasi
Untuk mengatasi inflasi yang terjadi, terlebih dahulu kita harus mengetahui penyebabnya sebagaimana yang dijelaskan pada teori inflasi di atas. Dengan mendeteksi setiap penyebab terjadinya inflasi, maka kita akan dapat menentukan tindakan yang tepat dalam mengatasinya. Beberapa tindakan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kebijakan moneter
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Sasaran kebijakan moneter dapat dicapai melalui pengaturan jumlah uang yang beredar. Caranya dengan mengurangi uang yang beredar, menaikkan suku bunga, memperketat pemberian kredit dll.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output, ini tentu memicu inflasi. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat, ini tentu bisa mengurangi inflasi.

3. Meningkatkan Supply Bahan Pangan
Cara ini adalah jika inflasi lebih disebabkan karena faktor produksi yang lemah dan tingginya permintaan (strukturalis). Meningkatkan supply bahan pangan dapat dilakukan dengan lebih memberikan perhatian pada pembangunan di sektor pertanian, khususnya sub sektor pertanian pangan. Modernisasi teknologi dan metode pengolahan lahan, serta penambahan luas lahan pertanian perlu dilakukan untuk meningkatkan laju produksi bahan pangan agar tercipta swasembada pangan. Dengan begitu akan terjadi keseimbangan penawaran dan permintaan dan keseimbangan ekspor dan impor pada bahan pangan.

4. Meningkatkan Cadangan Devisa[9]
Pertama, perlu memperbaiki posisi neraca perdagangan luar negeri, terutama pada perdagangan jasa, agar tidak terus menerus defisit. Dengan demikian diharapkan cadangan devisa nasional akan dapat ditingkatkan. Kedua, diusahakan agar dapat mengurangi ketergantungan industri domestik terhadap barang-barang luar negeri, misalnya dengan lebih banyak memfokuskan pembangunan pada industri hulu yang mengolah sumberdaya alam yang tersedia di dalam negeri untuk dipakai sebagai bahan baku bagi industri hilir. Selain itu juga perlu dikembangkan industri yang mampu memproduksi barang-barang modal untuk industri di dalam negeri. Ketiga, mengubah sifat industri dari yang bersifat impor kepada yang lebih bersifat promosi ekspor, agar terjadi efisiensi di sektor harga dan meningkatkan net export (ekspor bersih).

5. Memperbaiki dan Meningkatkan Kemampuan Sisi Penawaran Agregat
Pertama, mengurangi kesenjangan output (output gap) dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya pekerja, modernisasi teknologi produksi, serta pembangunan industri manufaktur nasional agar kinerjanya meningkat. Kedua, memperlancar jalur distribusi barang nasional, supaya tidak terjadi kesenjangan penawaran dan permintaan di tingkat regional (daerah).  Ketiga, menciptakan kondisi yang sehat dalam perekonomian agar mekanisme pasar (market mechanism) dapat berjalan dengan benar, dan mengurangi atau bahkan menghilangkan segala bentuk faktor yang dapat menyebabkan distorsi pasar. Keempat, melakukan program deregulasi dan debirokrasi di sektor riil karena acapkali birokrasi yang berbelit dapat menyebabkan high cost economy.

6. Kebijakan penentuan harga
Pemerintah dalam hal ini secara langsung terjun melakukan operasi pasar untuk mengedalikan harga, ini berguna untuk kestabilan harga bahan pokok. Di samping itu, pemerintah memberikan informasi harga melalui media cetak atau radio. Informasi ini berguna untuk mengurangi spekulasi harga yang merupakan salah satu dampak dari inflasi.





[1]Ahmad Hasan. Al Auraq Al Naqdiyah Fi Al- Iqtishad Al Islamy (Qimatuha wa Ahkamuha) (Mata Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami), (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hal. 273-274
[2] Dr. Ghazi Husein Inayah, at-Tadakhum al-Maliyah, Muassasah Syabab al-Jamiah, Iskandariyah, 2000, hal. 9
[3] Dr. Marwan Ithwan, Maqayis Iqtishadiyah, Dar al-Ba’ts, Constantine, 1989, hal. 177
[4] Said Hathat, Dirasah Iqtishadiyah wa Qiyasiyah li Zhahirah at-Tadakhum, Risalah Megister, 2006, hal. 25
[5] http://www.ut.ac.id
[6] Adwin S Atmadja, Inflasi di Indonesia, Sumber-Sumber Penyebab dan Pengendaliannya,Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Mei 1999, hal. 54
[7] Ibid.Hal. 60
[8] Elearning.gunadarma.ac.id
[9] Cadangan devisa adalah simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Kegunaan umum cadangan devisa adalah untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri. Cadangan devisa dapat digunakan untuk mengatur nilai tukar. Sebagai contoh, apabila pemerintah ingin rupiah mengalami penguatan, maka cadangan devisa dalam bentuk dolar atau mata uang lain dapat dilepaskan untuk membeli rupiah.