Minggu, 24 Juli 2011
Kezaliman Pemerintah Mesir Berevolusi Menjadi Kezaliman Rakyat Mesir
Tulisan ini merupakan potret situasi dan kondisi Mesir dan sisi-sisi realita rakyat Mesir setelah sukses revolusi dengan lengsernya Mubarak. Sebenarnya turunnya Mubarak dari kursi presiden belumlah cukup untuk menyatakan bahwa revolusi Mesir 2011 sukses 100%. Dari satu sisi mungkin milyaran dollar uang Negara (baca:rakyat) akan kembali, begitu juga dengan masuknya tikus-tikus berdasi Mesir yang korupsi ke dalam bui serta munculnya kebebasan berpendapat. Namun di sisi lain, revolusi bisa menjadi senjata sangat berbahaya bahkan bisa menjadi boomerang bagi stabilitas keamanan dan politik Mesir. Karena control keamanan yang biasanya dilakukan oleh syurthah atau polisi sedang dalam titik nadir, rakyat Mesir sangat berpandangan negative kepada para polisi keamanan terlebih polisi keamanan khusus Negara (amn daulah), tidak ada ampun bagi rakyat untuk mereka karena kezaliman amn daulah yang telah menjadi trauma mendalam bagi rakyat Mesir, terlebih yang pernah merasakan siksaan tanpa sebab oleh amn daulah ini.
Saat ini keadaan Mesir bisa dikatakan dalam keadaan waspada, khususnya untuk warga asing yang sedang menetap di bumi para Nabi ini. Lengah sedikit bisa menjadi mangsa baltojiyah atau preman-preman Mesir yang kelaparan yang berhasil meloloskan diri dari penjara ketika revolusi. dalam seminggu jika dikalkulasikan ada tiga kejadian perampokan. Tingkat criminal Mesir sekarang cukup tajam, tak hanya itu, cara mereka merampok dan menodong pun juga meningkat. Para perampok ini sudah berani merampok sebuah rumah warga asing secara frontal, dilengkapi senjata api dan pedang panjang, membuat nyali tuan rumah menjadi ciut, diam dan pasrah seluruh barang berharga rumahnya dirampas demi tetap bisa menghirup udara dan menuntut ilmu di Mesir. Tidak itu saja, para kriminil juga kerap melakukan aksi kejahatannya di tempat yang bisa dikatakan cukup ramai, seperti di dekat warnet. Modus operandinya pun juga semakin hebat, mereka pura-pura akrab dengan kita, kemudian meletakkan lengannya ke lehar dan bahu, setelah itu dating teman-temannya dengan membawa senjata tajam. Dalam keadaan seperti ini rasanya sulit untuk berkelahi bahkan untuk lari sekali pun.
Namun ada yang sangat disayangkan dalam setiap perampokan oleh warga Mesir. Jika perampokan dilakukan orang hitam, orang Mesir mau membantu dan mengejar bahkan menghajar orang hitam. Tapi jika pelaku adalah orang Mesir, mereka hanya diam, bahkan walau si pelaku sudah tertangkap oleh korban dengan tangannya sendiri, orang Mesir lain justru membantu agar pelaku criminal bisa kabur. Selain itu ada juga perubahan besar dalam kehidupan rakyat Mesir. Ketika aku pulang dari les bahasa perancis di Dokki, di terminal ramses para pedagang kaki lima tidak malu-malu menjual video porno vulgar dan memajangnya di depan khalayak ramai tempat orang berlalu lalang, anehnya tidak ada stu pun orang Mesir yang berani menegur agar video tersebut dijual dengan sembunyi-sembunyi. Aku jadi takut, kalau cita-cita revolusi Mesir yang seharusnya memperbaiki kehidupan dan pemerintahan Mesir akan berubah menjadi memperburuk kehidupan dan pemerintahan Mesir.
Dan tentu saja keburukan itu akan berdampak kepada ku dan orang asing yang belajar di Al-Azhar. Para pemuda Mesir yang masih banyak sholat di Mesjid bisa jadi berkurang dan meramaikan café-café dan taman-taman untuk berpacaran. Pemudi Mesir yang cantik dan seksi-seksi yang biasanya memakai pakaian sopan berubah memakai pakaian merangsang dan jablai. Ya Allah… aku tak dapat membayangkannya,,, Kezaliman pemerintah yang sudah di tumpas melalui revolusi justru membuat kezaliman yang lebih dahsyat, kezaliman rakyat. Walau hanya segelintir yang melakukan hal tersebut dan masih banyak orang Mesir yang baik, tapi jika kemungkaran dibiarkan begitu saja, se-tahun atau beberapa tahun kemudian entah apa yang akan terjadi di Negeri Kiblat Ilmu Islam ini?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar