Minggu, 26 Mei 2013

Metode Dakwah Rasulullah SAW



Alhamdulillah, selama saya tinggal di Husein dulu dan sholat jum'at di mesjid aAl-Azhar, tidak pernah mendengar khatib dan para ulama di Azhar menasehati sesuatu dengan menyebut merek tertentu, tidak pernah mengomentari dan mendkwhi sesuatu dengan menyebut nama, golongan dan kaum tertentu. Para khatib di Azhar berkhutbah dengan metode Al-qur'an dan Sunnah, dengan mau'izhah dan hikmah.

Jikalau ada orang-orang munafik atau orang-orang rusak akhlaknya dan menginginkan para sahabat dan umatnya terhindar dari sifat atau sikap munafik, Rasulullah tidak langsung menyebut bahwa si ini atau kaum ini munafik, tidak pernah Rasulullah menyebut "wahai kaumku yang sesat dan bobrok akhlaknya", tapi Rasulullah hanya menyampaikan  secara umum, seperti dalam hadits-hadits beliau : tanda orang munafik ada 3, jauhilah sifat munafik, dll. Jika Rasulullah melihat sahabatnya tidak peduli terhadap sesama, bersikap jahatterhadap sesama, maka Rasulullah cukup mendakwahi dengan sabdanya :"Muslim itu adalah saudara terhadap muslim lainnya, mereka saling bantu-membantu" dan "Muslim itu adalah siapa yang muslim lainnya nyaman dengan lisan dan tangannya". Begitu juga Alqur'an hanya menyebutkan karakter-karakter orang munafik yang akan diancam dengan azab neraka. Kecuali untuk kaum-kaum yang sudah terkena azab dan memang dikenal dalam sejarah, maka itu dijadikan ibroh. 

Seorang khatib dan da'i harus bisa menempatkan khitabnya dgn baik dan tepat, harus menilai dgn objektif dan benar. Cara penyampaian harus tepat walaupun yang disampaikan adalah kebenaran.

Jika ada suatu kaum A berprilaku tidak baik, maka ceramah yang tepat adalah dengan menyampaikan prilaku-prilaku tersebut tidak baik dilakukan oleh umat muslim apalagi sebagai penuntut ilmu agama, tanpa harus menyebut si kaum A yang belajar di Univ. B bobrok akhlaknya, melakukan ini dan itu dsb. Ini tanda si khatib tidak tau cara berkhutbah, tidak tau metode berdakwah dengan hikmah dan tepat. Apalagi kalau itu masih menduga-duga dan dilakukan oleh sebagian kecil orang dari kaum A tadi, kemudian menggenalisirnya. Sungguh sangat tidak tepat, dan lucunya mahasiswa yg berpendidikan yang mendengar langsung mengiayakan secara mutlak dan memfestifalisasikan khutbah si khatib tadi.
Sepertinya kita perlu belajar lagi cara berdakwah seperti tuntunan Rasulullah SAW. Wallahu a'lam.

Rabu, 22 Mei 2013

Filsafat Dakwah "Tadabbur Qur'an Surah Al-mudatsir: 31, Al-Qashas: 59, Yunus: 99"


Tadabbur Qur'an Surah Al-mudatsir: 31, Al-Qashas: 59, Yunus: 99.

Bukankah Al-qur'an menyatakan,
"Demikianlah Allah menyesatkan orang- orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. ” 
" Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
“Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki , tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu ( hendak ) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang - orang yang beriman?"

Bukankah sejarah juga membuktikan, bahwa anak dan istri dari Nabi utusan Allah pun tidak menjamin mereka pasti mendapat hidayah.

Tapi, kenapa hari ini banyak muslim sangat bernafsu dan tergesa-gesa bahkan sampai memaksa agar orang lain mendapat hidayah? Terlalu bernafsu dan memaksa agar semua orang beriman?

Kita hanya bisa menjadi sebab orang mendapat hidayah dan memohon pada Allah agar orang lain mendapat hidayah, tapi tetap hanya Allah yg menentukan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dakwah adalah mengajak bukan memaksa.
Sungguh, saya tidak setuju dengan gerakan2 dakwah yang melakukan anarkis-anarkis, melakukan pemaksaan, aksi brutal pada siapapun itu dengan alasan menegakkan kalimat Allah.

Lihat akibatnya, orang-orang justru berpandangan negatif dengan agama yang anda tampilkan?

Lihat di Amerika dan eropa, tanpa dipaksa, tanpa aksi kekerasan, satu persatu warga di sana mengucapkan syahadat dan membalut diri dengan pakaian takwa.
Berita terakhir dari pusat studi Islam univ. cambridge, sekitar 50 warga asli inggris mengucapkan syahadat.

Intinya, Ada waktu, metode dan prosedur dalam berdakwah dan menyampaikan risalah Islam.
Jangan sampai gerakan dakwah malah menjadi sebab orang lari dari Islam.
Wallahu a'lam.

Sabtu, 04 Mei 2013

Hukum Tahlilan, Pandangan Islam tentang Tahlilan 7 dan 40 Hari.


Jawaban moderat ilmiah saya tentang hukum tahlilan 7 atau 40 hari. Bagaimana pandangan syariah sebenarnya mengenai tahlilan ini?


Sebelum menghukumi sesuatu, hal pertama yang harus dilihat adalah tashawur atau gambaran dan prakteknya.



Gambaran atau praktek tahlilan biasanya dilakukan pasca kematian seseorang, atau mengingat kematian seseorang, adapun hal-hal yang biasa dilakukan adalah, baca surah yasin, berzikir bersama (kadang dgn suara ringan atau keras), makan bersama(kadang-kadang), sedikit tausiyah dari ustadz, diakhiri dengan do'a. Kadang dilakukan sekali, ada yg 7 hari berturut2, bahkan sampai 40 hari atau lebih.
Nah, setelah mengetahui praktek dan amalannya. Baru dilihat adakah dalil umum atau khusus tentang tahlilan tersebut. 
Setelah dicari, ternyata ada dalil umum yang membolehkan. 
-Dalam ayat al-Qur'an;
"dan berbuat kebaikanlah kalian" kebaikan di sini bermakna umum, mau mendirikan wc umum gratis silahkan sekalipun nabi Muhammad tidak pernah membuat wc umum gratis.
"dan berdzikirlah pada Allah sebanyaknya" dzikir di sini juga bermakna umum, mau menyebut nama Allah atau sifatNya sampai seratus, seribu, atau berapapun silahkan tidak ada yang melarang.
"bacalah (ayat/surah) yang ringan dari Al-Qur'an", jika surah yasin ringan silahkan baca berapa kali pun, kapanpun waktunya asal anda sanggup.
"dan berinfaqlah dari rezeki yang telah Kami berikan padamu" ,memberi atau menghidangkan makanan pada orang lain termasuk menginfaqkan rezeki, mau memberi tiap hari, tiap jum'at, tipa bulan pada orang lain tidak apa2.
“ Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian", 

-Dalam hadis nabi Muhammad Saw. Juga banyak dianjurkan melakukan perbuan baik, memberi makan saudara, mengingat mati, perbanyak zikir dan do'a dll.

#Syubhat orang-orang dungu:
-Ada orang dungu yang mengatakan tahlilan haram, bid'ah, pelakunya masuk neraka jahannam. 
Mereka orang dungu mengatakan kenapa hanya baca yasin ketika tahlilan, itu bid'ah!. Saya jawab: kalau orang dari kecil sampai mati sholat jama'ahnya di satu mesjid tidak pindah2 apa bid'ah juga?? kalau orang dari kecil sampai mati bacaan sholatnya cuma surah al-ikhlas dan an-naas aja apa juga bid'ah?? :-D
Mereka mengatakan kenapa pakai batasan waktu 7 atau 40 hari, itu bid'ah!. Saya jawab: kalau orang mau puasa nazar 7 hari, 40 hari apa bid'ah juga? kalau orang membiasakan atau memajibkan dirinya tiap hari baca 1 juz Alqur'an apa bid'ah juga?? Kalau tempat tahfidz membatasi setor hafalan Alqur'an tiap hari serubu' apa juga bid'ah?? Kalau orang memberi makan anak yatim tiap jum'at apa bid'ah juga?? Membatasi waktu belajar dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang apa bid'ah juga?? Membuat aturan belajar pakai seragam apa bid'ah juga??
Mereka mengatakan, kenapa zikirnya keras2? Allah itu tidak tuli. Saya jawab: anda demo palestina atau demo lain2nya pake teriak2 takbir Allahu Akbar apa gak bid'ah itu??

Jawaban saya dengan kembali bertanya adalah karena pertanyaan orang2 bodoh di situlah letak kunci jawabannya. :-D

#Berlebihannya dan jahilnya orang yang tahlilan.
-Kadang orang2 yang tahlilan ini juga salah dan berlebihan. 
Ada di antara mereka yang mengatakan bahwa tahlilan setelah kematian adalah wajib, jika tidak melakukannya berdosa, memandang buruk orang yg tidak tahlilan, padahal itu hukumnya sunah(berpahala jika dikerjakan, tidak berdosa jika tidak dikerjaan).
Ada di antara mereka yang memaksakan diri sampai mengutang untuk hidangan makanan, padahal Allah tidak suka membebani hambaNya untuk hal yang tidak sanggup. Agama Islam itu mudah. Islam menganjurkan melakukan hal yang prioritas.

Intinya, jangan mengira tahlilan itu bid'ah dan haram, jangan menuduh orang yang yang tahlilan pelaku bid'ah &sesat. Juga jangan menganggap orang yang tidak tahlilan juga sesat dan berdosa. Karena tahlilan itu hukumnya sunah.
Wallahu a'lam.