Minggu, 06 Oktober 2013

KARENA ILMU ADALAH CAHAYA


"Faith is both a rational position and an outflowing of emotion - each essential to the other / الإيمان موقف عقلي و عاطفة فياضة لا غنى لأحدهما عن الآخر"  "Syekh Al-'Allamah Bin Bayyah.

Berhati-hatilah dengan pengajian-pengajian keagamaan, training-training yang hanya memainkan emosional, jiwa alam bahwa sadar, perasaan dan semangat mengebu-gebu dan keluguan kita. Berhatilah-hatilah dengan cerita-cerita keagamaan yang menyihir emosional kita. Tetap fungsikan akal dan pikiran anda disamping menggunakan jiwa emosional kita.

Banyak pengajian-pengajian keagamaan atau training-training yang dihadiri banyak orang, mulai dari pejabat, orang kantoran, ibu-ibu, pemuda-pemudi dan sampai anak kecil, bahkan sampai mengeluarkan uang jutaan dan puluhan juta rupiah. Para hadirin yang hadir ketika pengajian itu sampai ada yang menangis, seakan bertobat nasuha, ada juga yang sampai mau menyedekahkan seluruh uangnya yang dibawa, ada juga yang sekedar ketawa-ketawa. Tapi ketika pulang dari pengajian tersebut, para pejabat tersebut masih tetap korupsi, main perempuan dan bohongi rakyat, para ibu-ibu masih banyak yang ngegosipin aib orang lain dan bermegah-megahan, pemuda-pemudi masih banyak pacaran sampai zina dan kenakalan remaja lainnya. Yang udah sedekah semua hartanya ketika pengajian pulang-pulang nyesel karena istri sama anak di rumah belum makan, besok anaknya mau bayaran sekolah, biaya listrik rumah belum bayar dll.

Banyak pengajian yang menyuruh memotivasi sholat jama'ah, perbanyak sholat sunnah, puasa sunah, zakat, sedekah, tilawah qur'an, menyuruh membela Islam menyuruh jihad tapi tidak memberikan ilmu yang memadai tentang itu semua kepada para jama'ahnya,  tidak dilandasi ilmu yang mendasar dan pemahaman yang benar, tidak mengerti fikih sholat, fikih zakat, fikih puasa, fikih muamalah, tak mengerti cara baca qur'an yang benar, tak tahu fikih jihad yang benar, tak tahu tentang ajaran agama Islam yang benar karena tak diberi ilmu yang benar. Bisanya cuma semangat yang gak jelas tanpa dilandasi ilmu yang kokoh. Maka tak heran, banyak muslim yang gampang dipermainkan dan diadu-domba, didoktrin oleh oknum-oknum tertentu demi kepentingan kelompok oknum tersebut. Tak heran juga, kadang kita menemukan pemahaman dan praktek-praktek ibadah dan keagamaan yang menyimpang oleh masyarakat muslim Indonesia. Kita menemukan syi’ar-syi’ar keagamaan tapi hakikatnya jauh dari nilai-nilai agama itu sendiri.

Jadilah muslim yang cerdas, ikutilah pengajian para ulama dan majlis ilmu, fungsikan akal di samping emosional anda. Dalilnya, banyak ayat Qur’an yang mengatakan "apa kamu tidak berakal?, tidak memahami?, tidak berfikir?  dll". Karena itu, sejak zaman Rasulullah, sahabat dan para tabi'in pengajian agama Islam itu punya buku2 pegangan yang jelas, pengajian fikih memiliki kitab-kitabnya yang terpercaya, pengajian akhlak, akidah ada buku pegangan terpercayanya, belajar hadits dan tafsir qur'an ada kitab-kitab terpercayanya yang dipakai para ulama dari dahulu hingga sekarang.

Pengajian Islam bukan sekedar menarik emosional jama’ah yang menyuruh rajin ibadah, memperbanyak sedekah, sholat sunah, puasa sunah, dll. Pengajian Islam yang benar adalah memberikan ILMU KARENA ILMU ADALAH NUR/CAHAYA, ILMU adalah pondasi IBADAH. Kalau pengajian dalam Islam itu hanya sekedar motivasi-motivasi emosional, untuk apa para imam-imam mazhab, para ulama salaf mengarang kitab-kitab ushul fikih yang rumit dan mengajarkannya, mengarang kitab fikih dan mengajarkannya, mengumpulkan hadits dan mengajarkannya, menafsirkan al-Qur'an dengan ilmu-ilmu alat serta mengajarkannya, menulis buku tentang akidah dan akhlak dan mengajarkannya???

Kalau hanya dengan rajin sholat sunah, puasa sunah, banyak sedekah, banyak tilawah dan ibadah-ibadah lainnya menjadikan kita paling mulia dan tinggi derajatnya, untuk apa Rasulullah SAW mengatakan dalam haditsnya "Keutamaan orang berilmu /'alim atas orang yang banyak ibadah/'abid seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian"???

Kalau orang yang paling banyak ibadahnya itu yang paling takut dan bertakwa pada Allah untuk apa ada ayat Qur'an "sesungguhnya yang takut pada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah ULAMA/orang yang berilmu"?? mengapa bukan "'UBADA/para ahli ibadah" saja??? Karena nilai ibadah seseorang bukan dilihat kuantitasnya, tapi dari kualitasnya, karena berbeda ibadahnya seseorang dengan ilmu dengan ibadahnya orang yang tidak berilmu. Dan Allah SWT sudah menegaskan dalam ayat suci Al-Qur’an “"Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui" (QS. az-Zumar : 9).

Pintar-pintarlah memilih guru pengajian, dari mana dia belajar, kepada siapa belajar dan menimba ilmu, buku apa dan buku karangan siapa yang dia baca,  bagaimana dia menimba ilmu, jangan cuma liat pakainnya, banyak ibadahnya, senyumnya yg manis, kata-katanya yang menggugah, walau itu semua tetap penting.

Hadirilah pengajian yang memberi anda kail dan pancingan untuk mencari ikan, bukan pengajian yang cuma ngasih makan anda ikan. "Jika anda mememberi ikan, anda hanya bisa membuat orang lain kenyang sehari, tapi jika anda memberi orang lain kail/alat pemancing dan mengajarkan penggunaanya maka anda telah memberi makan orang lain sepanjang hidupnya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar