Sabtu, 28 Mei 2011

Hidupilah Pemerintahan Jangan Cari Penghidupan di Pemerintahan

Beberapa minggu lalu, ketika menghadiri acara Musyawarah Cabang Muhammadiyah Kairo Mesir, saya menonton bareng film Sang Pencerah sebagai acara perdana sebelum kedatangan Bapak Din Syamsuddin. Sesuai dengan judul filmnya, semua orang yang hadir dari para kader dan simpatisan Muhammadiyah merasa tercerahkan setelah menyaksikan film garapan Hanung Bramayanto itu. Salah satu hal yang mencerahkan itu adalah perkataan K.H Ahmad Dahlan, “Hidupilah Muhammadiyah, jangan cari penghidupan di Muhammadiyah”.  Kata ini sangat dahsyat, dari kata ini para kader dan pengurus Muhammadiyah hingga kini mampu dengan ikhlas dalam menebar kebaikan, menolong dan membantu mencerdaskan umat sesuai cita-cita berdirinya Muhammadiyah yang terilhami dari Al-Qur’an surat Al-Ma’un. Karena sejatinya organisasi yang baik adalah organisasi yang dihuni oleh orang-orang yang berjiwa ikhlas dalam bekerja apalagi menolong. Organisasi yang tidak Karena inilah Muhammadiyah mampu menyebar dan meluas ke seluruh Nusantara dengan sekolah dan universitasnya, begitu juga dengan rumah sakitnya. Ini bisa terwujud karena para pengurus dan kader tidak mencari penghidupan di Muhammadiyah, tapi mereka mencari penghidupan di luar untuk menghidupkan Muhammadiyah.


Kemudian, berkenaan dengan pemerintah, saya dan mungkin kita semua melihat banyak para pejabat atau orang yang bekerja di pemerintahan mencari penghidupan dari pemerintah atau jabatannya. Maksud penghidupan di sini bukanlah gaji atau bonus dari pemerintah yang halal dan memang haknya. Tapi maksudnya adalah mengeruk uang pemerintah untuk penghidupannya dengan cara yang tidak halal dan bukan haknya. Apakah mereka berasal dari parpol atau independen. Karena kita semua tahu apalagi yang bekerja di pemerintahan, kebanyakan orang yang bekerja di pemerintah atau sebagai PNS menghabiskan uangnya untuk mendapatkan jabatan yang mereka kejar. Dan ketika mereka mendapat jabatan, mereka tentu mencari cara agar uang yang mereka habiskan kembali seperti sedia kala. Apalagi jika uang tersebut hasil hutang, mereka akan terdesak untuk mengembalikannya, dan cara yang paling mujarab adalah dengan cara mengambil yang bukan haknya dari jabatannya yang disebut korupsi, atau bisa juga dengan menyalahgunakan kewenangan jabatanya dengan menerima suap yan disebut kolusi. Karena kita tahu berapa besaran gaji PNS, tentu kita bisa menebak PNS mana yang kelihatannya melakukan praktek korupsi atau kolusi dengan melihat hartanya, apakah ada perbedaan yang sangat besar antara pendapatan dan kekayaannya. Seperti kasus Gayus, seorang pegawai negeri yang gajinya puluhan juta, tiba-tiba memiliki rekening puluhan milyar plus dengan rumah yang berharga milyaran.

Jika kita ingin menjadi warga negara yang baik, jika kita ingin menjadi pejabat pemerintah dan pegawai negara yang baik, jika kita ingin negara dan pemerintah yang baik dan maju, maka tirulah sebagaimana para kader dan pengurus Muhammadiyah dengan mengamalkan perkataan H.H Ahmad Dahlan. Jadi, hidupilah pemerintahan, jangan cari penghidupan dari pemerintahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar