Kamis, 07 April 2011

Nikah yuk!



Pacaran, kata yang sangat familiar di kehidupan remaja kini. Bahkan disalah satu situs jejaring sosial pun, seperti Facebook, di cantumkan profil seseorang berpacaran dengan.  Bagi remaja abad kini, berpacaran adalah hal yang lumrah, bahkan kadang aneh jika ada seseorang yang tidak pernah pacaran. Kata orang-orang, pacaran adalah hubungan antara laki-laki dan wanita yang saling mencintai. Serius nih saling mencintai? Kata orang-orang juga, pacaran jadul (jaman dulu) dengan Jarang (jaman sekarang) agak berbeda. Konon, pacaran jadul itu saling berkirim surat. Kalo mau jalan berdua diam-diam, karena masih tabu wong belum nikah koq udah jalan berdua an ya? Hehe… Pegangan tangan sangat jarang di temukan, begitu juga pelukkan apalagi ciuman dan adegan ranjang. Na’udzubillah min dzalik. Pacaran jadul biasanya terjadi jika si pria dan wanita sudah mantap dan benar-benar serius untuk ke jenjang yang lebih tinggi atau serius ke arah pernikahan. Biasanya juga kedua orang tua pun sudah mengetahui hubungan anaknya. Hampir mirip dan mendekati ta’aruf dalam islam, hanya ada kekurangan yang harus di hapus, yaitu jalan berdua dan menyentuh anggota tubuh. Karena dalam islam tidak boleh jalan berdua-dua an antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram. Begitu juga tidak boleh menyentuh orang yang bukan mahram.

Berberda dengan pacaran ‘jarang’ (jaman sekarang). Pacaran jaman sekarang lebih canggih. Saking canggihnya pasangan si laki-laki dan wanita bagaikan pasangan suami istri. Pake cincin pacaran (bukan pernikahan loh), jalan berdua an ke tempat-tempat ramai atau sepi, tiap hari chatingan, sms an, dan teleponan. Di tambah lagi ciuman (mulut dan leher), pegang yang enggak-enggak, bahkan sampai tidur seranjang, anehnya lagi adegan ranjang mereka di rekam. Mau jadi bintang porno kali ya??? :D Parah deh…pacaran ‘jarang’ orientasinya bukan lagi di dasarkan cinta, tapi sudah nafsu buta. Kata filem-filem korea  blind date. Hehe… betul gak?

Kalau di lihat dan di rasakan sesaat, mungkin pacaran itu nikmat dan enak serta membawa kesenangan. Kalo mau jalan-jalan gak sendirian, ada yang memperhatikan, ada tempat untuk memberikan kasih sayang, ada tempat menyalurkan nafsu dan syahwat (dasar otak bejat!). Dan akan lebih nikmat lagi jika orang yang kita pacari benar-benar sesuai atau cocok dengan kita dan menjadi istri sah kita. Tapi kalau tidak? Maka akan sangat menyakitkan sekali, apalagi kita sudah terlanjur cinta, kata si pasha ungu. Nah, karena pernah mengalami kekecewaan dalam berpacaran, seseorang biasanya akan cari pacar baru lagi. Dan melampiaskan perasaannya pada pacar baru, sudah tidak ada lagi cinta (cinta monyet maksudnya), yang ada hanya nafsu. Tragis! Dan dengan adanya siklus pacaran yang tidak sehat seperti ini bisa mengakibatkan kata cinta menjadi hambar! Kata I love u tidak memiliki nilai lagi atau udah basi, karena banyak orang yang merasakan kekecewaan, pendidikan terganggu. Akhirnya, orang-orang bosan, dan lebih mementingkan nafsu. Lebih baik langsung main di ranjang dari pada pacaran, habis-habisin uang, waktu, tenaga, dan pikiran. Dan ini sudah terjadi di negara kafir sana (amerika dan sekutunya, kayak perang aja).

Menurut ku, pacaran itu semu. Kita tidak tahu apakah orang yang kita pacari itu benar-benar kita cintai. Kita juga tidak tahu apakah orang yang kita cintai akan menjadi kekasih seumur hidup kita. Apalagi pacaran jaman kini identik dengan hal-hal yang melanggar aturan Islam. Sudah lah hati merana karena di putusi atau di khianati, dapat dosa dan di azab pula di hari akhir nanti. Pacaran sangat berpengaruh buruk bagi kehidupan sosial. Pacaran juga bisa merubah laki-laki jadi lebay. Lihatlah kehidupan di korea! Atau juga bisa membuat hubungan free sex. Lihatlah kehidupan di barat! Bagi ku pacaran sesungguhnya adalah ketika sudah diikat dengan pernikahan dan hidup berumah tangga. Karena disinilah akan nampak ketulusan cinta pada pasangan kita. Di sinilah kita menafkahi dan bertanggung jawab pada pasangan resmi kita, hidup seatap sepenanggungan. Di sini juga kita bebas melakukan apa saja dan lebih leluasa mengekspresikan rasa cinta pada pasangan kita. Di sini juga akan di uji seberapa besar cinta kita pada pasangan. Di sinilah kenikmatan sejati dan cinta sejati itu ada. Intinya, nikah aja yuk… ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar