Rabu, 26 Januari 2011

Akankah Mesir menjadi Tunisia berikutnya?


aljazeera.net
Cairo, Mesir. Demonstrasi besar-besaran di Ibu kota Mesir menyerukan untuk mengakhiri tiga decade pemerintahan Hosni Mubarak.

Protes muncul seminggu pasca kerusuhan yang terjadi di Tunisia dan memuncak beberapa hari setelah keberangkatan presiden Ben Ali ke Arab Saudi.\

Di Tunisia, Mesir, Ajazair, dan Yordania serta beberapa Negara Arab lainnya, para pengunjuk rasa menuntut pemerintahan otokrasi bertnggung jawab penuh terhadap tingginya tingkat pengangguran, melonjaknya harga pangan, dan politik yang kejam.

Amerika serikat dan Negara-negara barat merupakan sekutu kuat bagi kebanyakan pemerintah Arab ini, termasuk Mesir. Bahkan baru-baru ini protes menimbulkan pertanyaan apakah demokrasi dan liberalisasi harus didahulukan dari keamanan dan stabilitas.

Hak asasi manusia Arab dan pendukung demokrasi berharab bahwa Tunisia merupakan awal dari jatuhnya serangkaian pemerintah arab yang represif. Dan terciptanya harapan baru bagi kebebasan politik dan kemajuan ekonomi.

Namun, baik di Mesir atau dimanapun, para pengamat takjub kalau kaum muslim –golongan liberal dan kiri- akan sangat beruntung dari penurunan pemerintahan otokrasi.

Apakah Mesir menjadi Tunisisa berikutnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar