Selasa, 29 November 2011

Adakan Penutupan Kegiatan dan tasyakuran Wisudawan/wati, KMM hadirkan DR. Aiman Pengarang Kitab Nahwul Kafi


Di tengah gerimis dan dinginnya kota Cairo, Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau (KMM) Mesir mengadakan penutupan kegiatan term satu serta tasyakuran dan wada’an wisudawan/I KMM. Acara dengan tema “Datang Nampak Muko, Baliak Nampak Pungguang” tersebut dimulai ba’da ashar pukul 16.45 waktu Cairo, di rumah gadang, secretariat KMM, tajammu awwal, Ahad (27/11/11). 
Acara ini disponsori oleh 40 total wisudawan/i KMM yang telah menamatkan studi S1 di al-Azhar. Pembukaan dibuka dengan kalam ilahi yang dilantunkan oleh Ust. Muhammad Furqony, Lc. Selanjutnya beberapa kata sambutan yang dimulai dari Ketua KMM, Ust. Lasri Nijal. Beliau sedikit memberitahukan beberapa kegiatan KMM yang sudah berjalan dengan baik, seperti majlis muzakkarah, KMM Cup dan lainnya. KMM juga sudah mengaktifkan Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (BAZIS) KMM serta telah menurunkan SK kepada 3 orang pengurusnya. “Dari lembaga ini, insya Allah sekitar 30 mahasiswa KMM akan dibantu dalam membiayai muqoror perkuliahan,” tutur Nijal.
Ust. Ramadhanil Lc, yang akan meninggalkan bumi kinanah dalam waktu dekat memberikan kesan dan pesan dalam kata sambutan wada’annya. “KMM sangat berkesan sejak kedatangan saya tahun 2004 silam, terutama kesan biah hasanah yang ada dalam tubuh KMM. Semoga generasi selanjutnya tetap menjaga biah hasanah yang selama ini dijaga oleh KMM,” ungkap Dhanil dihadapan 90 warga KMM yang hadir. Usai seluruh kata sambutan, acara berlanjut dengan pemberian piagam oleh ketua KMM kepada para wisudawan/wati sambil menunggu DR. Aiman tiba di rumah gadang yang akan memberikan tausiyah umum kepada para widawan/wati dan seluruh warga KMM. 
Gerimis yang berubah menjadi hujan ternyata tidak menghalangi DR. Aiman untuk menghadiri acara KMM. Pakar bahasa arab dan pengarang kitab terkenal Nahwu dan Sharaf al-Kafi itu mengatakan tidak pernah menolak permintaan ikhwah dari Indonesia, Malaysia, Rusia untuk mengisi sebuah acara selama itu baik. Dalam tausiyahnya, beliau menegaskan kepada para widawan/wati dan seluruh peserta yang hadir akan pentingnya bahasa arab. “Kalau Syekh Ibnu Taimiyah mengatakan mempelajari bahasa arab hukumnya fardhu kifayah, maka saya mengatakan hukum mempelajari bahasa arab adalah fardu ‘ain untuk antum, karena antum sudah datang ke Mesir negeri Arab, maka wajib ‘ain mempelajarinya,” jelasnya. 
Beliau menambahkan bahwa suatu kerugian teramat besar jika sudah datang ke Mesir tapi tidak menghasilkan apa-apa atau hanya sedikit yang didapat. Untuk peserta yang masih lama di Mesir, beliau menasihatkan agar kembali mentajdid niat, membuat tujuan dan target yang harus dicapai selama di Mesir agar pulang ke negeri asal kaya dengan ilmu, al-Qur’an dan akhlak yang baik. Dan, untuk para sarjana KMM yang akan pulang, beliau mewanti-wanti untuk tidak pernah berhenti belajar bahasa arab. “Karena bahasa arab bagaikan tumbuhan yang akan layu dan mati jika tidak disiram air, ia akan hilang dan lupa jika berhenti mempelajarinya, sisihkan sejam dalam sehari mendengar percakapan bahasa arab dari televise atau film arab,” nasihat beliau. 
Nada prihatin juga diampaikan DR. Aiman mengetahui banyaknya mahasiswa Indonesia belajar muqoror kepada para senior yang juga orang Indonesia. “Antum sudah datang ke Mesir, tapi kemudian belajar muqoror atau bahasa arab ke senior antum, kalau begitu untuk apa jauh-jauh ke Mesir? Bersabarlah dalam menuntut ilmu, baca dan terus ulangi sampai paham muqoror tersebut,” Ujarnya. Beliau mencontohkan ulama dan ilmuwan sekaliber Ibnu Sina saja harus membaca sampai ratusan kali untuk memahami sebuah buku. 
Usai tausiyah, acara diakhiri makan bersama dengan menu rendang hasil skill tangan tingkat tinggi  Oktaveldi Lc. Rasanya yang luar biasa menghilangkan rasa lapar serta menghangatkan cuaca yang sangat dingin di tajammu awal. (AZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar