Selasa, 02 Agustus 2011

Serba-Serbi Ramadhan ala Mesir Bag.1 (Maidah ar-Rahman)



Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah mengizinkan ku kembali bertemu tamu yang mulia bulan Ramadhan, Syahru Shiyam. Ramadhan kali ini adalah ramadhan yang ketiga sejak aku menapakkan kedua kaki ku di negri seribu menara ini 2009 silam, juga ramadhan yang ketiga kalinya tanpa berkumpul dengan keluarga tercinta. Pesona ramadhan di bumi kinanah ini hampir tidak ada yang berubah dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak hal-hal baru dan menarik yang ku dapati situasi ramadhan di Mesir yang tidak ku dapati di Negara ku Indonesia. Salah satunya adalah apa yang dikenal Maidaturrahman atau terjemahan bebasnya hidangan Yang Maha Pengasih.


Maidah ar-Rahman merupakan budaya atau adat yang baru ku kenal dan sangat asing sepanjang ramadhan. Maidah ar-Rahman adalah hidangan untuk berbuka puasa yang dijajakan di pinggir dan sepanjang jalan atau di Mesjid yang bebas bagi siapa pun untuk mencicipi dan menikmatinya alias majaanan/gratis. Hidangan ini mungkin didanai oleh donatur yang kaya, bisa jadi individu atau kolektif. Makanan yang disediakan memang tidak terlalu nikmat dan mewah, tapi lumayan untuk mengisi perut yang setengah hari menahan lapar. Ada daging ala Mesir, ayam ala Mesir, dan ikan tepung goreng ala Mesir untuk makanan. Sedangkan untuk minuman ada susu berisi kurma yang sudah dipotong-potong dan sirup. Ya, semua ala Mesir, itulah yang membuat jenis makanan yang sebenarnya nikmat dan mewah ini jadi tidak terlalu mewah, karena semua dimasak dengan cara dan bumbu serta selera lidah orang Mesir yang biasa-biasa saja. Berbeda dengan Indonesia yang memiliki cita rasa makanan yang sangat tinggi. Tapi namanya puasa, apapun jenis makanan yang ada semua terasa mewah dan nikmat.


Hari pertama puasa, aku menjadi chef untuk teman-teman ku satu flat. Alhamdulillah ikan goreng sambal lado khas Padang tersaji untuk disantap ketika sahur. Senangnya melihat teman ku melahap habis masakan ku. Oiya, khusus Ramadhan, di sini kami biasanya hanya memasak untuk sahur, sedangkan untuk ifthor atau berbuka kami memburu bukaan di mesjid-mesjid terdekat atau di pinggir-pinggir jalan berbaur dengan rakyat Mesir yang mayoritas ekonominya ke bawah. Aku dan kawan ku pergi berbuka di daerah Darassa dekat Universitas al-Azhar. Di daerah sini lumayan ramai dan banyak Maidah ar-Rahman nya. Berbuka bersama rakyat Mesir sambil cerita-cerita di pinggir jalan memberikan kesan tersendiri bagi ku.


Ngomong-ngomong, adakah orang kaya Indonesia yang berani membuka Maidah ar-Rahman seperti ini sepanjang ramadhan untuk ratusan orang yang berpuasa? Betapa besarnya pahala bagi orang yang menyediakan makanan berbuka. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang memberi bukaan kepada orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala yang berpuasa itu, dimana orang yang berpuasa itu tidak kurang pahala puasanya sedikitpun. (Hadits Riwayat at-Tirmidzi).


Menu berbuka ku di Maidah ar-Rahman  adalah nasi dengan mie hun kecil-kecil ala Mesir dengan lauk daging ala Mesir plus roti ‘isy dan minuman susu berisi kurma. Selesai berbuka, aku dengan teman ku menuju mesjid al-Azhar untuk menunaikan shalat Maghrib sekaligus shalat Isya dan Tarawih. To be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar