Senin, 21 Maret 2011

Seminar Dunia Islami ; Palestina di tengah Revolusi Arab

Cairo, Nasr City 20/03/2011. Organisasi Sinai (studi alam islami) mengadakan acara seminar dengan tema besar Palestina di tengah Revolusi Arab. Ustadz Taryudi Lc, direktur Sinai mengatakan seminar ini sudah sejak lama ingin di angkat, namun baru kini dapat di realisasikan. Seminar yang memiliki tiga tema kecil ini di sajikan oleh orang-orang yang pakarnya. Tema pertama “Pengaruh revolusi mesir terhadap perjanjian camp david” di isi oleh langsung sang direktur ustadz Taryudi. Tema kedua “Magnet revolusi arab : tak dapat terbendungkan” di isi oleh ustadz Saiful Bahri MA, ketua Orsat ICMI Cairo. Sedangkan tema ketiga “Masiiroh ats-tsauroh al-‘arabiyah wa atsaruha fil qadhiyah al-palistiniyah/pengaruh revolusi arab terhadap konflik di palestina” di paparkan oleh Direktur Pusat Studi Epistemologi, Ustadz Khalid abdul mun’in.
Dalam paparan pertama ustadz taryudi mengatakan bahwa perjanjian camp david telah membawa dampak buruk bagi mesir dan negara arab lainnya. Perjanjian damai mesir dengan israel ini diadakan pada tahun 1978 disebuah tempat bernama camp david atau tempat peristirahatan presiden amerika, ujar taryudi. Taryudi melanjutkan bahwa sebelumnya anwar sadat yang ketika itu menjabat sebagai presiden Mesir menolak perjanjian tersebut, begitu juga dengan perdana menteri mesir kala itu. Namun Jimmy carter mengancam anwar sadat akan memutuskan hubungan diplomatik amerika dengan mesir, selain itu amerika juga mengimingi akan memberi suntikan dana 1,3 juta dolar untuk militer mesir dan 20 juta dolar lebih sebagai sundikan ekonomi di Mesir. Akhirnya anwar sadat menerima perjanjian itu tanpa persetujuan Majlis perwakilan Mesir, sedangkan perdana menterinya menolak dan memundurkan diri dari jabatannya. Perjanjian ini telah melukai negara islam dan arab lainnya sampai-sampai Mesir di keluarkan dari keanggotaan Liga Arab sepuluh tahun lamanya. Dengan adanya revolusi mesir, masyarakat menuntut menghapus dan membatalkan perjanjian-perjanjian Mesir dengan negara lainnya yang membawa dampak buruk bagi mesir. Namun pemegang pemerintah saat ini Marsekal Tantawi belum mewujudkan tuntutan ini sampai sekarang.

Pada penyampaian materi kedua, Ustadz syaiful bahri dengan singkat menjelaskan bahwa revolusi Tunisia, mesir, bahrain, Libia, Syiria dan Yaman adalah akibat menumpuknya masalah-masalah pemerintah yang sangat merugikan mayoritas rakyat. Saiful bahri menganalisa mengapa revolusi arab tak menyentuh arab saudi, hal ini disebabkan raja Saudi menaikkan gaji pegawai dan pekerja serta mahasiswa. Orang yang sudah berkecukupan dan tenang dalam masalah hidup tentu tidak punya alasan untuk berdemonstrasi. Ditambah lagi mayoritas ulama Saudi masih mempermasalahkan hukum berdemo bahkan ada yang mengharamkan.

Tema terakhir yang di sampaikan Ustadz DR. Khalid Abdul mun’im sangat menarik. Tsauroh (baca:revolusi) di Mesir sejatinya adalah taubah rakyat Mesir sendiri. Rakyat mesir sadar bahwa selama ini telah bersikap salah. Karena sesunggguhnya para hakim, polisi dan pejabat pemerintah adalah bagian dari rakyat sendiri. Kerusakan para pejabat menurut beliau adalah karena kerusakan rakyatnya juga. Dengan rakyat mesir yang menjadi baik maka pejabat pemerintah akan menjadi baik dengan sendirinya. Karena selama ini rakyat Mesir hanya diam melihat kecurangan dan kerusakan di tubuh pemerintahnya sendiri. Selama ini rakyat hanya berani berbicara tidak bertindak. DR khalid menegaskan bahwa siapa yang bekerja maka dia akan mendapatkan hasil. Siapa yang berbuat adil dan disiplin akan mendapat keadilan dan kekuatan. Ia membandingan negara Mesir dengan negara China dan Jepang yang mayoritas rakyatnya melakukan keadilan, kedisiplinan dan usaha yang tinggi. Negara-negara yang mayoritas Muslim seperti mesir, saudi, malaysia, indonesia harus bergerak. Memajukan keilmuwan untuk memmajukan islam. Dengan kemajuan dan kekuatan negara mayoritas muslim maka akan mampu menekan Israel serta sekutunya untuk angkat kaki dari palestina. Ia mencontohkan negara Brazil dan Venezuela yang dulunya tunduk dengan Amerika kini sudah berani menyimpang dari kebijakan washington karena Brazil dan Venezuela sudah memiliki kekuatan dan tidak terlalu butuh dengan Amerika.

Tahya masr, tahya arab, tahya indunisiya!!! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar