Seminar ini memiliki dua judul tema besar yaitu " Prospek Dinar dan Dirham sebagai mata uang pengganti uang kertas " dan " Zakat dan Pajak sebagai instrument distributor kemakmuran ". Pemaparan pertama disampaikan oleh DR. Mustafa Dasuqi ketua kajian ekonomi islam di mesir. Beliau memulai paparannya dari sejarah ekonomi islam, sebuah kebiasaan baik oleh para Doktor dan Professor mesir dalam menyampaikan sebuah ilmu, selalu di mulai dari dasar dan akar sejarah. Tak jarang hampir di setiap muqoror atau diktat kuliah yang di tulis para Dosen Al-Azhar selalu di awali dengan pengantar dan sejarah. Ini semua agar mahasiswa memiliki pondasi keilmuan yang mapan sebelum menyelami yang lebih daqiq, detail dan mendalam. Di sini Duktur mengatakan bahwa kemajuan Amerika di sebabkan dua factor yaitu karena bahasa dan mata uang mereka yang menjadi tumpuan Negara-negara dunia. Hal ini seperti keadaan masa emas islam ketika dinasti umayyah dengan khalifah abdul malik bin marwan yang menyatukan mata uang dengan dinar dan dirham dan menyatukan bahasa menggunakan bahasa Arab.
Kemudian Paparan kedua di bawakan oleh Ibu Respati MM staf Kedubes RI divisi ekonomi. Beliau membahas pajak sebagai distribusi kemakmuran. Beliau menuturkan akan urgensi pajak bagi kemajuan dan kemakmuran Negara, karena suplay demain Negara dan anggaran pendapatan belanja Negara sekitar 70% berasal dari pajak. Setelah pemaparan Ibu Respati di teruskan oleh Ust. Jamaluddin MA yang Mengupas sekilas Zakat sebagai instrument distribusi kemakmuran. Beliau menjelaskan bahwa peran Zakat lebih besar dari sekedar pajak. Terbukti pada zaman khalifah umar bin abdul aziz tak ditemui orang miskin karena zakat. Sehabis penyampaian materi oleh Ust. Jamaluddin dilanjutkan Tanya jawab yang kemudian di tutup dengan do'a.
Sekian reportasenya, moga bermanfaat. :)
24 september 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar